Media luar ruang digital

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Pengertian[sunting | sunting sumber]

Media adalah segala bentuk apapun yang bisa menghantarkan pesan dari pemilik pesan ke penerima pesan.[1] Luar ruang adalah lokasi penempatan bentuk penghantar pesan, yaitu berada di luar ruangan atau di luar rumah.[1] Digital adalah sebuah proses pengolahan informasi atau pesan yang tidak menggunakan sistem analog[pranala nonaktif permanen].[2] Sehingga media luar ruang digital adalah adalah salah satu bentuk media Diarsipkan 2017-06-29 di Wayback Machine. yang berada di luar ruang yang proses penghataran pesan menggunakan sistem digital yang menggabungkan fungsi beberapa alat elektronik, yaitu berupa Plasma Screen, LCD Monitor, LED Monitor, dan Projection Screen, untuk dapat mengirimkan pesan berupa berita, hiburan, promosi iklan suatu produk, promosi suatu daerah wisata dan bahkan untuk memperindah tata kota di lokasi umum dan lokasi perorangan di luar rumah. Beberapa orang menyebut media luar ruang digital ini adalah Dynamic / Digital Out Of Home (DOOH) atau Digital Signage.[2]

Media luar ruang digital menggunakan teknologi digital yang merupakan perkembangan dari media luar ruang sebelumnya yang masih bersifat analog, seperti billboard (papan iklan), spanduk, umbul-umbul, banner, dan baliho. Yang membedakan dari media luar ruang analog dan media luar ruang digital tersebut adalah sistem yang dipakai, apabila pada media luar ruang analog masih dengan sistem manual, yaitu mencetak isi informasi baik berupa tulisan, angka, grafik dan gambar di atas media yang berupa kertas, kain atau vinyl, sehingga media luar ruang analog ini memiliki keterbatasan dalam hal bentuk pesan yang dihasilkan tidak bisa berupa animasi, dan apabila ada kesalahan atau akan mengganti pesan, membutuhkan waktu yang lama.[3] Sementara media luar ruang digital menggunakan media elektronik yang berupa plasma screen, LCD monitor, LED monitor, dan projection screen yang di hubungankan dengan sebuah sistem jaringan yang diolah secara digital. Oleh Lars-Ingemar Lunstrom seorang ahli dalam bidang media luar ruang digital mengatakan bahwa media luar ruang digital ini sangat berbeda dengan media yang lain, karena media luar ruang digital ini merupakan kombinasi dari beberapa teknologi, yaitu kombinasi dari jaringan internet dan sistem broadcast (sistem penghantaran pesan yang memampukan penyebaran pesan ke beberapa titik dalam waktu bersamaan) dalam mengolah data menjadi informasi. Dengan teknologi yang ada juga membuat media luar ruang digital ini mampu menyajikan pesan langsung bisa sampai ke penerima pesan dalam waktu yang sama yang dilakukan dengan sistem streaming[pranala nonaktif permanen], sistem streaming ini bisa menyajikan pesan langsung dari program televisi atau yang diambil dari server internet. Selain itu juga memungkinkan pesan yang disajikan bersifat dinamis, dengan teknologi digital memungkinkan untuk melakukan atau menambahkan kreativitas dalam penyajiannya sehingga pesan yang disampaikan bisa menarik dan perubahan isi pesan bisa dilakukan dengan sesering mungkin dan secepat mungkin, tidak seperti teknologi sebelumnya.[2]

Lokasi penempatan media luar ruang digital ini bisa di mana-mana, di jalan-jalan (baik di pinggir jalan atau yang menyilang di atas jalan), di jembatan penyeberangan orang, di gedung (baik di dinding gedung atau di depan gedung), di stasiun kereta, di terminal bis, di halte bis, di bandara, di depan restoran atau cafe, di dalam bis, kereta dan pesawat, di hotel, di mall, supermarket, bahkan di toilet umum. Karena posisinya di lokasi-lokasi tertentu sehingga bisa dikatakan bahwa penggunaan media luar ruang ini bersifar direksional, yang bertindak sebagai media primer karena posisinya mendekati penerima pesan yang dituju.[4] Oleh Keith Kelsen lokasi-lokasi ini di kategorikan menjadi 3 yaitu titik lokasi untuk penjualan, titik lokasi dimana banyak penerima pesan menunggu (restoran, rumah sakit, dan lift), dan titik lokasi dimana banyak penerima pesan melakukan transit perjalanan (bandara, terminal dan stasiun).[2]

Teknologi[sunting | sunting sumber]

Media luar ruang digital bisa bekerja mengolah data kemudian menjadi pesan yang dimaksud oleh pemilik pesan adalah atas penggabungan perangkat keras, sistem perangkat lunak dan pesan / isi. Yaitu beberapa perangkat sesuai fungsinya yang dirangkai dalam suatu jaringan internet, yaitu Digital Display Screen, Media Player, Content dan Content Management System.[5]

  • Digital Display Screen berfungsi sebagai alat dimana kita bisa melihat informasi yang di sampaikan, bisa berupa plasma screen, LCD monitor, LED monitor dan projection screen. Penentuan pemakaian alat ini di sesuaikan dengan luasnya lokasi yang ada, jangkauan yang ditargetkan, dan tujuan penempatannya. Perkembangan ketersediaan layar ini tidak hanya dari ukuran, juga dari resolusi layar, ketajaman informasi yang akan muncul, dan ketahanan layar terhadap situasi di sekitar. Keith Kelsen menyatakan bahwa media ini adalah merupakan layar kelima di dalam hubungannya dengan proses komunikasi. Yang pertama adalah layar film yang berada di dalam bioskop, yang kedua adalah layar televisi yang berada di rumah atau di dalam ruangan kantor, atau tempat menunggu, yang ketiga adalah layar komputer yang berada di kantor atau di rumah dan yang keempat adalah layar handphone yang bisa dibawa kemana mana dan layar kelima yang berada di jalan yaitu luar ruangan atau luar rumah.
  • Media Player adalah sistem digital yang mengolah data mentah sebagai source menjadi pesan yang siap dibaca, dilihat dan dipahami, yang akan muncul di layar display. Media Player ini dioperasikan menggunakan PC atau laptop dan menggunakan sistem operasi Windows, Linux, Android Diarsipkan 2012-01-03 di Wayback Machine. maupun IOS. Data mentah bisa berupa kata-kata, gambar, angka, grafik, video dan interaktif, yang bisa diolah dengan ukuran yang menarik, bentuk yang menarik, dan kombinasi warna yang menarik. Sistem digital sudah di program sehingga memungkinkan untuk pengolahan data menjadi bentuk pesan terlihat dinamis atau tidak statis seperti terlihat pada media billboard, sehingga bisa menarik perhatian komunikan yang dituju.
  • Content adalah pesan yang akan di sampaikan, berupa kata-kata, angka, grafik, video, interaktif dan gambar dengan format yang mempunyai resolusi[pranala nonaktif permanen] tinggi sehingga bisa di proses di dalam sistem digital dan pesan yang akan disampaikan bisa muncul di layar display. Dengan sistem pengolahan digital ini pesan yang berupa kata-kata, angka, grafik bisa menjadi informasi yang berbentuk scrolling atau animasi, sedangkan untuk yang video format materinya seperti format film atau iklan televisi. Selain itu media luar ruang ini memungkinkan memunculkan pesan yang bersifat interaktif[pranala nonaktif permanen] dengan pihak komunikan, sehingga komunikator bisa mendapatkan feedback dari pesan yang disampaikan yaitu berupa layar sentuh dan sensor deteksi. Dalam pembuatan pesan harus memperhatikan bahwa efektivitas media luar ruang adalah visual, sehingga hal yang diperhatikan adalah mengolah informasi yang menarik dengan pemilihan kata dan gambar yang tepat sehingga informasi cepat ditangkap dan dipahami oleh komunikan.
  • Content Management System adalah sistem jaringan yang menghubungkan dari beberapa titik lokasi media luar ruang digital sehingga bisa dikendalikan dan diatur pemunculan informasi yang disampaikan. Sistem ini membuat operasional pemrosesan dari data sampai pesan menjadi lebih mudah, selain itu karena sistem ini terkoordinasi dengan sistem jaringan, sehingga bisa mengatur waktu pemunculan pesan di lokasi titik media luar ruang digital yang masuk di dalam jaringan tersebut. Dengan demikian pemunculan pesan bisa diatur dalam waktu bersamaan atau dalam waktu yang berbeda. Sistem manajemen konten ini juga memungkinkan pesan diupdate dengan cepat apabila terjadi kesalahan atau ada pembaruan pesan dan bisa dilakukan berkali-kali sesuai kebutuhan komunikator. Dan dengan sistem ini juga memungkinkan dalam satu titik lokasi di munculkan beberapa pesan tidak hanya satu pesan dengan memunculkan secara bergantian. Selain berfungsi sebagai monitor dan koordinator titik-titik yang masuk dalam jaringan sistem ini juga bisa memproduksi isi materi yang sederhana seperti kata, gambar, angka, grafik bisa dibuat dalam animasi sederhana, tetapi untuk materi yang sudah kompleks dalam bentuk film atau video harus dibuat oleh perusahaan tersendiri misalnya production house.

Tujuan[sunting | sunting sumber]

Tujuan pengirim pesan menggunaan media luar digital ini adalah ; melalui media luar ruang digital ini pesan yang disampaikan bisa sesuai target penerima pesan di titik lokasi yang specifik atau bersifat langsung, pesan yang akan disampaikan disesuaikan dengan karakter titik lokasi yang diidentifikasi dari data sekitar lokasi tersebut; dengan data-data yang dikumpulkan sebelumnya, menjadikan sebuah titik lokasi media luar ruang digital mempunyai karakter masing-masing sesuai dengan keadaan di lokasi sekitar; waktu penyampaian pesan dapat diatur sesuai dengan keinginan dan tujuan komunikator, pengaturan ini meliputi kapan dan jam berapa dan di titik lokasi mana saja. Hal-hal yang membuat sebuah titik lokasi media luar ruang digital memiliki karakter adalah ukuran layar display, posisi titik lokasi tersebut, posisi hadap layar display, berapa banyak potensi penerima pesan yang berada di sekitar titik lokasi atau yang melintasi titik lokasi, pada waktu kapan, hari dan jam berapa kebiasaan penerima pesan berkumpul atau melintasi titik lokasi tersebut, dan profil dari penerima pesan yang berada atau melintasi lokasi tersebut. Dengan lokasi penempatan titik dengan karakter tertentu yang mendekati dan menggambarkan kebiasaan dan perilaku penerima pesan ini, diharapkan setelah menerima dan menangkap maksud pesan tersebut bisa langsung menentukan perubahan sikap dan perilaku seperti yang diharapkan pemilik pesan.[1]

Manfaat[sunting | sunting sumber]

Pemanfaatan media luar ruang digital sebagian besar ada di industri periklanan dan promosi, selain dimanfaatkan di sektor perhubungan, lalu lintas, kesehatan, lembaga keuangan,sekolahan dan sebagai komunikasi internal bisnis. Lebih jauh sebagai media luar ruang dengan teknologi digital ini mempunyai beberapa manfaat.[6]

  • Menyampaikan pesan yang bersifat umum dari pihak pemerintah atau lembaga negara yang berkaitan dengan kebijakan dan peraturan untuk kepentingan umum berupa berita, perubahan cuaca, kejadian atau bencana, situasi lalu lintas, informasi perjalanan, dan peta lokasi sebuah bangunan
  • Menyampaikan pesan yang ditujukan untuk kepentingan internal sebuah organisasi, atau perusahaan atau pengumuman yang bersifat kelompok.
  • Menyampaikan pesan tentang jenis makanan, gambar makanan, dan harga makanan untuk lokasi di sebuah restoran, bahkan juga memberikan informasi tentang potongan harga menu restoran itu
  • Memberikan informasi tentang jadwal penerbangan pesawat baik pemberangkatan maupun kedatangan dan info-info penting seputar penerbangan, atau jadwal leberangkatan dan kedatangan dan info-info apabila terjadi sesuatu yang penting di rute-rute kereta, jadwal keberangkatan dan kedatangan bis untuk penempatan titik lokasi di tempat pangkalan kendaraan umum
  • Memberikan pesan tentang pelayanan rumah sakit dan jadwal praktik dokter dan juga himbauan untuk menjaga kesehatan dan tips kesehatan untuk lokasi di rumah sakit
  • Menampilkan pesan berupa iklan atau promosi produk tertentu yang bersifat komersial, yang mana biasanya untuk kepentingan ini akan mencari lokasi yang paling padat komunikannya baik yang berada di lokasi tersebut atau kebiasaan lalu lalang melintasi lokasi tersebut. Sebuah titik yang mengindikasikan padatnya komunikan potensial mempunyai nilai yang lebih tinggi dan pemasang iklan mau membayar dengan harga mahal.
  • Dapat menggerakkan industri bagian-bagian yang terkait di dalamnya yaitu industri penyedia supplier layar display, supplier sistem manajemen, operator media player, tim monitoring, tim pemeliharaan, tim instalasi, jaringan internet dan industri periklanan.

Kelemahan[sunting | sunting sumber]

Selain hal-hal yang memberi manfaat, ada beberapa dampak negatif dari media ini, yaitu:[4].

  • Nilai investasi mahal, sehingga mesti hati-hati dalam merencanakan dan memperhitungkan return on investment nya. Biayanya mencakup pembelian alat-alat, sistem manajemen, instalasi, biaya pajak, sewa lokasi dan biaya pemeliharaan.
  • Tidak bersifat massal dan tidak mencakup area yang luas tapi bersifat lokal, sehingga pesan bisa efektif terbaca dan terlihat oleh komunikan di sekitar lokasi tersebut dengan batas radius tertentu dan dalam waktu yang singkat.
  • Merupakan sistem yang melibatkan banyak pihak; penyedia layar display, operator media player, sistem manajemen, perencana proyek, tim instalasi, pemilik lahan, pemeliharaan lokasi, jaringan internet, bandwith, dan rumah produksi. Kondisi ini membuat koordinasi harus jelas, mekanisme dan alur komunikasinya juga harus ditetapkan dan disepakati, juga alur koordinasi pemecahan masalah apabila ada kendala atau masalah di satu pihak. Sistem terpadu yang sangat kompleks ini membuat apabila ada salah satu pihak tidak berjalan sesuai kesepakatan maka akan mengganggu pihak lain, dan akan merusak sistem secara keseluruhan
  • Pesan yang akan disampaikan harus dikemas agar menjadi pesan yang gampang dibaca dan dilihat sehingga dapat diketahui maksudnya oleh pihak komunikan dan dibuat menarik sehingga dalam waktu singkat pihak penerima pesan sudah tahu maksud dari pesan tersebut.

Referensi:

  1. ^ a b c Straubhaar, J., LaRose, R. & Davenport R., (2011). Media Now: Understanding Media, Culture, and Technology, 2011 Update Seventh Edition. Thomson-Wadsworth
  2. ^ a b c d Grant, A. E. & Meadows, J.H. (2010). Communication Technology Update and Fundamentals. 12th Edition. Focal Press: USA
  3. ^ http://www.dailydooh.com
  4. ^ a b Planning for Digital Signage. L Squared Digital Signage. Retrieved 2014
  5. ^ Grant, A. E. & Meadows, J.H. (2010). Communication Technology Update and Fundamentals. 12th Edition. Focal Press: USA)
  6. ^ ISE DOOH Business Conference Presentation. www.dailydooh. Retrieved 2009-03-09