Telur kukus

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Telur kukus
Telur kukus di atas hash
Nama lainCoddled Egg
Bahan utamaTelur
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Dalam memasak, telur kukus (bahasa Inggris: coddled egg) adalah telur yang dimasak dengan lembut atau ringan di bawah suhu titik didih air baik dengan kulit atau cangkangnya atau tanpa cangkang dengan memakai wadah lainnya. Mereka dapat dimasak setengah matang, matang keseluruhan, atau hampir tidak matang sama sekali (seperti pada telur yang digunakan untuk membuat saus salad Caesar, yang hanya sedikit direbus untuk hasil akhir yang lebih tebal). Telur apung adalah jenis telur kukus yang dimasak dalam air.

Metode[sunting | sunting sumber]

Ada dua metode dalam mengukus telur.[1] Pertama adalah memasak telur bersama dengan cangkangnya dengan merendamnya dalam air yang hampir mendidih. Hal ini dapat dilakukan baik dalam panci di mana air disimpan di bawah titik didih, atau dengan menuangkan air mendidih di atas telur dan membiarkannya selama 2 hingga 5 menit, berdasarkan suhu awal telur, jumlah telur yang dimasak sekaligus, dan jumlah air mendidih yang digunakan.

Kedua adalah dengan memecahkan telur dan memasukkannya ke dalam egg coddler, cangkir porselen atau ramekin dengan tutupnya, dan dimasak menggunakan bain-marie. Bagian dalam egg coddler terlebih dahulu diolesi mentega agar dapat membumbui telur dan membuatnya mudah dikeluarkan. Telur mentah (kadang-kadang dengan perasa tambahan) dipecahkan ke dalam egg coddler, yang kemudian ditempatkan dalam panci berisi air mendidih selama 7 hingga 8 menit untuk mencapai putih dan kuning telur yang padat.

Produksi[sunting | sunting sumber]

Coddler telah banyak diproduksi oleh Royal Worcester,[2] sejak era 1890-an. Banyak perusahaan[3] yang telah memproduksi egg coddler hingga saat ini, di mana sebagian besar dijadikan barang koleksi.

Kemungkinan risiko penyajian[sunting | sunting sumber]

Tingkat kematangan dari telur kukus tidak selalu memenuhi standar yang ditentukan agar bebas dari segala bentuk kontaminasi dan patogen. Di Amerika Serikat, telur memiliki peluang 1 dari 30.000 berisiko menyebabkan penyakit karena adanya salmonella dan bakteri lainnya.[4][5][6] Menggunakan telur yang masih baru dan sudah dicuci bersih serta didinginkan di dalam lemari es, atau telur pasteurisasi direkomendasikan untuk meminimalisir risiko tersebut. Menurut Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat, telur harus dimasak sampai putih dan kuning telur menjadi padat bahkan hingga mengeras,[7] dan suhu air yang digunakan harus 74–82 °C (165-180 °F).[8] Anak-anak, orang tua, dan orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah disarankan untuk tidak makan telur yang dimasak tidak sampai matang karena risiko terpapar infeksi salmonella. Di Inggris, telur mentah dapat dimakan dengan aman oleh wanita hamil, bayi dan orang tua karena semua telur yang memiliki tanda singa telah divaksinasi terhadap salmonella.[9]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Coddled Eggs. CooksInfo.com. Published 08/18/2004. Updated 03/12/2010. Web. Retrieved 11/27/2012 from http://www.cooksinfo.com/coddled-eggs
  2. ^ "Royal Woercester Egg Coddlers". museumofroyalworcester.org. 15 Agustus 2016. Archived from the original on 2015-01-03. 
  3. ^ "Manufacturers of Egg Coddlers". Egg-Coddlers.com. 1 Juni 2010. 
  4. ^ Kimura, Akiko C.; Reddy, V; Marcus, R; Cieslak, PR; Mohle-Boetani, JC; Kassenborg, HD; Segler, SD; Hardnett, FP; et al. (2004). "Chicken Consumption Is a Newly Identified Risk Factor for Sporadic Salmonella enterica Serotype Enteritidis Infections in the United States: A Case-Control Study in FoodNet Sites". Clinical Infectious Diseases. 38: S244–S252. doi:10.1086/381576. PMID 15095196. 
  5. ^ Little, C.L; Surman-Lee, S; Greenwood, M; Bolton, FJ; Elson, R; Mitchell, RT; Nichols, GN; Sagoo, SK; et al. (2007). "Public health investigations of Salmonella Enteritidis in catering raw shell eggs, 2002–2004". Letters in Applied Microbiology. Blackwell Publishing. 44 (6): 595–601. doi:10.1111/j.1472-765X.2007.02131.x. PMID 17576219. 
  6. ^ Stephens, N.; Sault, C; Firestone, SM; Lightfoot, D; Bell, C; et al. (2007). "Large outbreaks of Salmonella Typhimurium phage type 135 infections associated with the consumption of products containing raw egg in Tasmania". Communicable diseases intelligence. Blackwell Publishing. 31 (1): 118–24. PMID 17503652. 
  7. ^ Foodsafety.gov. "Eggs and Egg Products". www.foodsafety.gov. 
  8. ^ The Culinary Institute of America (17 April 2009). "Poaching Eggs from the World's Premier Culinary College" – via YouTube. 
  9. ^ https://www.nhs.uk/live-well/eat-well/eggs-nutrition/

Pranala luar[sunting | sunting sumber]