Taqabbalallahu minna wa minkum

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Taqabbalallahu minna wa minkum (Arab: تقبل الله منا ومنكم) adalah salah satu kalimat yang sering diucapkan dalam momen Idulfitri dan Iduladha. Kalimat ini memiliki arti "Semoga Allah menerima amal kami dan kalian". Menurut Ibnu Taimiyah, terdapat versi lain yang berhubungan dengan kalimat ini, yaitu Taqabbalallahu minna waminkum wa ahalahullahu ‘alaik (Arab: تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ, وَأَحَالَهُ اللَّهُ عَلَيْك), artinya: "Semoga Allah menerima (amalan) dari kami dan darimu sekalian dan semoga Allah menyempurnakannya atasmu”.[1]

Pendapat ulama[sunting | sunting sumber]

Menurut para ulama, ucapan selamat atau tahniah atas datangnya momen tertentu, seperti mengucapkan "Minal 'Aidin wal-Faidzin", dan sebagainya, merupakan tradisi atau adat dimana hukum asalnya adalah boleh seperti yang dikemukakan oleh madzhab Hambali. Mayoritas ulama menyatakan, ucapan selamat pada hari raya seperti hukumnya boleh.[2] Begitu pula dengan Al-Hafizh Ibnu Hajar yang menyatakan bahwa ucapan selamat (tahniah) secara umum diperbolehkan, karena adanya nikmat, atau terhindar dari suatu musibah, yang dianalogikan dengan validitas sujud syukur dan takziyah.[3]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Majmu’ Fatawa, 24/253, lihat juga Ibnu Qudamah di Al Mughni, 3/294.
  2. ^ al-Adab al-Syar’iyah, jilid 3, hal. 219
  3. ^ al-Mausu’ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, jilid 14, hal 99-100