QuarantineChat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


QuarantineChat
Berkas:QuarantineChat notification.png
Notifikasi yang didapatkan setelah aplikasi DialUp dibuka setelah registerasi di situs web QuarantineChat.
PengembangDanielle Baskin
Max Hawkins
TipeLayanan jejaring sosial berbasis suara
Tanggal diluncurkan1 Maret 2020
StatusAktif
Situs webhttps://quarantinechat.com/

QuarantineChat (dalam Bahasa Inggris: Obrolan Karantina) adalah layanan jejaring sosial berbasis suara multibahasa yang diluncurkan pada 1 Maret 2020 oleh seniman multimedia Danielle Baskin dan Max Hawkins.[1][2] Layanan ini merupakan bagian dari DialUp, aplikasi dengan fitur yang sama.[3] Layanan ini dibuat untuk orang-orang yang terjebak di rumah mereka untuk tetap terhubung dengan orang lain di tengah pandemi COVID-19 pada waktu tertentu di pagi dan siang hari.[2] Pada akhir April 2020, dilaporkan QuarantineChat memiliki lebih dari 15.000 pengguna.[1][4]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Hawkins membuat gambaran awal layanannya pada tahun 2012 bernama Call in the Night, yang menghubungkan orang-orang di zona waktu yang sama antara jam 2 dan jam 5 pagi untuk "percakapan tentang mimpi."[1] Baskin dan Hawkins bertemu di sebuah pesta Halloween, di mana Baskin memberi Hawkins bacaan tarot, yang berbunyi, menurut Baskin, bahwa mereka tertarik pada "hal-hal teleponan,"[2] yang kemungkinan memotivasikan Hawkins untuk membagikan idenya. Pada 2019, mereka meluncurkan aplikasi DialUp.[2]

Setahun kemudian, ketika COVID-19 menyebar dengan cepat di Tiongkok, pacar Hawkins berbicara tentang kebosanan saat tinggal di rumah,[2] yang memotivasikan Hawkins dan Baskin untuk membuat QuarantineChat. Layanan ini kemudian diluncurkan pada 1 Maret. Dia berharap bahwa layanan "membawa keajaiban dan kebetulan ke realitas baru di mana ribuan orang terjebak di dalam sendirian untuk bulan depan."[5] Baskin, melalui Business Insider Australia, mengatakan bahwa tujuan dari layanan ini adalah untuk "menyatukan orang menggunakan humor."[6]

Kenaikan penggunaan terlihat di Iran, Hong Kong, Portugal, dan London,[2] dengan sebagian besar pengguna berdasarkan zona waktu berada di Pasifik dan Waktu Standar Iran.[5] Pada 11 Maret, ada 70 pengguna yang terdeteksi,[5] dan melonjak menjadi 15.000 pada 27 Mei.[1]

Teknik[sunting | sunting sumber]

Pengguna harus mendaftarkan nomor telepon mereka melalui situs web QuarantineChat. Mereka kemudian harus mengunduh aplikasi DialUp melalui App Store atau Play Store, tergantung pada sistem operasi perangkat mereka. Setelah pengguna membuka aplikasi, mereka harus me-redeem undangan yang diberikan, dan sebuah peringatan akan muncul, menjelaskan cara kerja QuarantineChat. Pengguna juga dapat memilih tema percakapan, sehingga sistem dapat menghubungkan pengguna dengan minat yang sama.[7] Sebelum panggilan acak tiba, aplikasi akan memberi tahu pengguna melalui pesan yang telah direkam.[8] Terkadang sebuah topik percakapan akan diberikan.[2] Setelah panggilan masuk, pengguna mengetuk tombol panggil dan akan dapat memanggil orang asing acak. Jika ponsel pengguna tidak aktif, sistem akan mengalihkan panggilan ke pengguna lain.[9]

Tanggapan[sunting | sunting sumber]

Layanan ini mendapat ulasan positif secara umum. Situs web teknologi Gadgets360 menyatakan bahwa "[QuarantineChat] mensimulasikan keajaiban melakukan percakapan kejutan dengan orang asing, yang terjebak di rumah juga karena epidemi virus ini."[10] The New York Times menyatakan, "Setiap percakapan memberiku ilusi mengambang, bahkan singkat, ke dalam arus kehidupan orang lain. Percakapan itu, sebagian besar, tanpa usaha, tidak penting. Aku tidak tahu kapan mereka akan datang, dan aku tak tahu ke mana mereka akan pergi. Ketika saya menutup telepon, aku merasa diluar."[1] Anna Iovine dari Mashable menyatakan, "Mungkin ada hari-hari saya tidak mengangkat telepon [...], tetapi memiliki pilihan untuk bertemu seseorang yang baru di saat saya tidak dapat bertemu siapa pun adalah sebuah anugerah."[11] Seorang reporter CBS News menunjukkan keraguan tentang apakah QuarantineChat akan menjadi populer, dengan mengatakan "Di Instagram, kita semua berteman dengan orang-orang yang bahkan tidak kita kenal. Jadi saya tidak berpikir itu akan menjadi perbedaan yang besar."[7]

Melalui publikasi online Built In, Hawkins mengatakan bahwa "Lebih banyak pengguna telah melaporkan bahwa kurangnya video[telefoni] membebaskan mereka dari realita bergambar."[12]

Layanan ini juga telah diverifikasi oleh psikolog klinis Feinberg School of Medicine, Nancy Molitor, dengan menyatakan, "Saya pikir [aplikasi QuarantineChat] memang cara yang sangat menarik dan berpotensi sangat efektif untuk membantu orang yang terisolasi, hidup sendirian, dan yang jauh dari rumah, mengatasi kesepian dan kecemasan dikarantina."[13]

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e Lockwood, Devi (2020-05-27). "QuarantineChat Brings Back Spontaneity (and Distraction)". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2020-07-03. 
  2. ^ a b c d e f g Schulman, Michael. "QuarantineChat Connects Sheltering Strangers". The New Yorker (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-07-03. 
  3. ^ "QuarantineChat, a voice chat service connecting quarantined people". Dhaka Tribune. 2020-03-13. Diakses tanggal 2020-07-03. 
  4. ^ "For those seeking socialization, Quarantine Chat pairs strangers across the globe". WTOP (dalam bahasa Inggris). 2020-04-29. Diakses tanggal 2020-07-03. 
  5. ^ a b c "A Pair of Inventive Artists Developed an App That Enables Strangers in Quarantine All Over the World to Talk to Each Other". artnet News (dalam bahasa Inggris). 2020-03-11. Diakses tanggal 2020-07-03. 
  6. ^ López, Canela (2020-03-10). "Artists created a voice chat service to connect lonely people quarantined during the coronavirus outbreak". Business Insider Australia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-07-03. 
  7. ^ a b New App, QuarantineChat, Connects People Amid Social Distancing (dalam bahasa Inggris), diakses tanggal 2020-07-03 
  8. ^ "This app is connecting lonely people under coronavirus quarantine". The Daily Dot (dalam bahasa Inggris). 2020-03-04. Diakses tanggal 2020-07-03. 
  9. ^ "QuarantineChat, An Encrypted Phone Service That Connects Quarantined People With Each Other". Laughing Squid (dalam bahasa Inggris). 2020-03-16. Diakses tanggal 2020-07-03. 
  10. ^ "Apps to Help You Stay Connected (Survive) During Coronavirus Lockdown". NDTV Gadgets 360 (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-07-03. 
  11. ^ months, Anna Iovine 3; Week, 1 (2020-03-23). "QuarantineChat is here to help us survive social distancing". Mashable Pakistan (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-07-03. 
  12. ^ "QuarantineChat Is Keeping Chance Encounters Alive in the Age of Distancing". Built In (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-07-03. 
  13. ^ "Chat App Can Help Relieve Loneliness During COVID-19 Outbreak". Healthline (dalam bahasa Inggris). 2020-03-18. Diakses tanggal 2020-07-03. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]