Psikologi pembinaan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Psikologi pembinaan adalah bidang psikologi terapan yang menerapkan teori dan konsep psikologi ke dalam praktik pembinaan. Yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kinerja, aktualisasi diri, pencapaian, dan kesejahteraan individu, tim, dan organisasi dengan memanfaatkan metode berbasis data yang didasarkan pada penelitian ilmiah. Psikologi pembinaan dipengaruhi oleh teori-teori dalam berbagai bidang psikologi, seperti psikologi humanistik, psikologi positif, teori belajar dan psikologi sosial.[1]

Psikologi pembinaan dimulai dari sub-disiplin psikologi, yang dilaksanakan pertama kali di University of Sydney pada tahun 2000 dalam pelatihan "psikologi pembinaan." Mulai saat itu dibentuklah organisasi profesi yang didedikasikan untuk pembinaan psikologi, dan penerbitan jurnal penelitian tentang psikologi pembinaan. Ragam psikologi pembinaan yan dilaksanakan meliputi pembinaan atletik dan pendidikan hingga kepemimpinan dan pembinaan perusahaan.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Sejarah awal bermula dari teori dan praktik psikologi pembinaan (terkhusus dalam pembinaan atletik) dapat kita ditelusuri hingga tahun 1920-an. Coleman Griffith menerbitkan The Psychology of Coaching: A Study of Coaching Methods in the Point of View of Psychology pada tahun 1926. Griffith membahas berbagai macam aspek pembinaan seperti kebiasaan penonton, pembinaan yang terlalu berlebihan, prinsip pembinaan, yang berdasarkan pada pengamatan dari tim sepak bola dan bola basket. Griffith tercatat sebagai pelopor penerapan ilmu psikologi pembinaan dan psikolog olahraga pertama di Amerika. Banyak buku psikologi pembinaan diterbitkan, Pada tahun 1951 buku Psychology of Coaching oleh John Lawther dari Penn State University. Buku Modern Coaching Psychology oleh Curtiss Gaylord diterbitkan pada tahun 1967 merupakan buku paling awal di WorldCat dengan sebutan "coaching psychology"

Abad 21[sunting | sunting sumber]

Psikologi pembinaan kontemporer baru secara formal dimulai pada awal abad ke-21. Anthony Grant mengimplementasikan unit studi " psikologi pembinaan" pada bulan Januari 2000 pertama di University of Sydney dan menetapkan bidang psikologi pembinaan sebagai disiplin berbasis data. Grant ditetapkan sebagai perintis dalam bidang psikolog pembinaan oleh banyak psikolog.

Pada tahun 2006, Australian Psychological Society (APS) mengadakan konferensi dan membentuk Interest Group in Coaching Psychology (IGCP). Sedangkan di luar Australia, Stephen Palmer dari British Psychological Society (BPS) membentuk Special Group in Coaching Psychology (SGCP). Baik IGCP dan SGCP bertujuan untuk lebih mengembangkan profesi psikologi pembinaan dalam hal teori dan aplikasi dengan menyediakan platform untuk berbagi penelitian dan pengalaman yang relevan di antara para psikolog pembinaan Sejak pembentukan IGCP dan SGCP, lebih banyak profesi internasional yang didedikasikan untuk melatih psikologi telah didirikan di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika Selatan.Pada tanggal 18 Desember 2006, International Society for Coaching Psychology (ISCP) didirikan untuk mempromosikan pengembangan bidang internasional.

Ada beberapa jurnal ilmiah yang didedikasikan untuk literatur dan penelitian tentang psikologi kepelatihan. Misalnya, The Coaching Psychologist (sejak 2005) diterbitkan oleh SGCP. IGCP dan IGCP bersama-sama menerbitkan International Coaching Psychology Review (sejak 2006). Coaching Psychology International (sejak 2009) diterbitkan oleh International Society of Coaching Psychology.

Pengaruh teoretis psikologi humanistik[sunting | sunting sumber]

Pendekatan humanistik terhadap psikologi memiliki kontributor besar dalam pembinaan psikologi. Psikologi humanistik dan pembinaan serta berbagi pandangan umum tentang manusia sebagai bentuk aktualisasi diri. Seseorang memiliki kemampuan untuk memperbaiki diri apabila diberikan kesempatan. Psikologi pembinaan sebagai suatu proses yang terdiri dari perubahan-perubahan positif yang dalam kehidupan nyata pada seseorang. Dalam proses pertumbuhan tersebut dilakukan oleh klien dan pelatih melalui fasilitasi aktualisasi diri.

Carl Rogers dalam terapi yang terpusat, hubungan klien-terapis sebagai elemen kunci dalam memfasilitasi pertumbuhan.Hubungan antara pelatih (fasilitator) dan klien (pelajar) sangatlah penting. Tiga kualitas utama yan diidentifikasikan Rogers dalam hubungan pelatih-klien yang baik meliputi: "kenyataan" (keaslian), kepercayaan, dan pemahaman empati. Seorang pelatih harus berkolaborasi dan aktif terlibat dengan klien untuk memahami pengalaman dan yang mendorong pertumbuhan. Bila tercapai, pelatih-klien akan terjalin hubungan yang harmonis.

Pertumbuhan klien dicapai melalui penghargaan positif tanpa syarat menurut Rogers Pelatih harus berempati dengan klien dengan memahami pengetahuan dan harapan. Pembinaan harus mampu memahami klien baik secara intelektual dan emosional. Dengan empati, pelatih harus dapat menerima klien sebagai individu dihargai sebagai diri dalam mengaktualisasikan diri.

Psikologi positif[sunting | sunting sumber]

Psikologi positif yang dikembangkan oleh Martin Seligman meliputi aspek-aspek positif dari karakteristik manusia seperti kemampuan dan profesionalisme. Psikologi pembinaan memiliki fokus pembinaan yang efektif memerlukan peningkatan kinerja dan kesejahteraan. Psikologi positif memberikan landasan untuk pembinaan. Psikologi pembinaan dianggap sebagai psikologi positif terapan.

Emosi positif memotivasi individu untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya. Emosi positif dapat berperan dalam memicu tidak hanya motivasi, tetapi juga tindakan yang produktif dan bermanfaat, sebagai teori memperluas dan membangun oleh Barbara Fredrickson. Dalam pembinaan, mendorong emosi positif perlu ditekankan untuk menginspirasi klien dalam mengambil tindakan nyata menuju tujuan.

Beragam aktivitas bisa menjadi faktor penguat kinerja seseorang selain emosi. Tingkat keterlibatan maksimal dalam tugas sebagai aliran seperti yang yang disampaikan oleh Mihaly Csikszentmihalyi. Individu yang mengalami kemunduran adalah "dalam batas". Pelatih berperan dalam mengatur lingkungan yang mendorong keaktifan. Dengan melalui penetapan tujuan yang jelas dan konsisten. Memberikan umpan balik yang jelas dan responsif membuat klien ketercapaian suatu tujuan.Pelatih perlu membantu mencapai keseimbangan antara tantangan dan keterampilan karena dengan tugas yang terlalu mudah atau terlalu sulit dapat menghambat pencapaian tujuan.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Adams, Mark (2016-07-02). "Coaching psychology: an approach to practice for educational psychologists". Educational Psychology in Practice (dalam bahasa Inggris). 32 (3): 231–244. doi:10.1080/02667363.2016.1152460. ISSN 0266-7363.