Pembicaraan:Filsafat dan cinta

Konten halaman tidak didukung dalam bahasa lain.
Bagian baru
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Cinta model Erich Fromm[sunting sumber]

Bicara cinta, mamang tak akan ada habisnya. Pada bagian lain, Erich Fromm seperti juga dijelaskan Fahruddin di MJS, mengungka beragam karakter cinta. Dalam arti, cinta yang tulus harus terdiri dari knowledge, respect, care, dan responsibility. Dosen UIN Sunan Kalijaga ini melanjutkan. Knowledge maksudnya adalah pengetahuan yang harus dimiliki oleh seseorang yang sedang mencinta. Pengetahuanlah yang membuat cinta menjadi terang-benderang. Tentu saja kita harus mempunyai pengetahuan berkat segala sesuatu, khususnya dalam wilayah hubungan si pecinta dan yang dicinta. Harus kita ketahui profil yang kita cintai, jika tidak, penyesalan, atau akibat-akibat lainnya dari buramnya informasi tentang pasangan akan muncul di kemudian hari.

Masih kata Fahruddin, berikutnya ada respect. Sebuah perasaan menghargai harus ada pada seseroang yang mencinta. Dalam hubungan dua kekasih, misalnya, menghargai pasangan sangatlah penting. Saling hormat adalah kunci bagi langgengnya relasi dua sejoli. Selanjutnya ada care, kepedulian. Dalam hubungan antara dua insan, seseorang itu pasti menginginkan perhatian lebih dari pasangannya. Minimal, ini adalah contoh yang sangat banal sebenarnya, adalah menanyakan kabar pasangan yang dicinta, atau yang paling klise adalah menanyakan sudah makan atau belum kapada sang kekasih.

Yang terakhir kata Fromm, seperti dibahas Fahruddin, adalah responsibility. Ada rasa tanggung jawab dalam diri pasangan yang lagi kasmaran. Jika ini diabaikan, akan ada celah di dalam cinta. Ada sbuah konsekuensi yang harus dimiliki pasangan kekasih. Konsekuensi ini tentunya menuntut sebuah tanggung jawab. Demikian Fromm!

Dalam mengupas cinta, sebenarnya filsafat mempunyai ranah tersendiri. Semua aliran dalam filsafat, seperti Platonisme penulis membahasakannya sendiri, Kantianisme, Mazhab Frankfurt, hingga yang terkini, Postmodernisme, semua bicara cinta dalam bahasan yang mendalam, dan tentu saja itu sangatlah berat. Penulis sengaja menerka ihwal cinta dalam ruang yang umum kita ketahui selama ini, yakni cinta Platonik. Hal ini, supaya kita bisa menerapkan makna cinta tanpa mengerutkan kening.

https://media.neliti.com/media/publications/145493-ID-potret-perkembangan-teknologi-dalam-dakw.pdf