Pelacakan video

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pelacakan video (video tracking) adalah proses yang digunakan untuk menemukan objek bergerak. Pelacakan video dilakuan melalui kamera yang menangkap gambar secara digital. Objek bergerak yang dilacak dapat berupa objek tunggal maupun multi objek. Kegunaan pelacakan video antaranya dimanfaatkan pada interaksi manusia-komputer, keamanan dan pengawasan, komunikasi dan kompresi video, augmented reality, sistem absensi,[1] kontrol lalu lintas, pencitraan medis,[2] dan pengeditan video.[3][4]

Tujuan[sunting | sunting sumber]

Keberadaan pelacakan video ini memilki berbagai tujuan, diantaranya bagaimana teknologi mampu menangkap suatu objek berdasarkan gambar atau video digital yang ada. Dengan diketahuinya keberadaan sebuah objek dari data digital tersebut, maka sistem dapat dikembangkan untuk memecahkan berbagai keperluan manusia yang terkait dengan video tersebut [5]

Misalnya dalam sistem pelacakan manusia, berdasarkan gambar yang ditangkap, sistem mendeteksi objek yang diinginkan berdasarkan pengaturan sistem. Selanjutanya sistem dapat dikembangkan untuk melacak pergerakan baik berdasarkan waktu ataupun posisinya.[6]

Teknologi[sunting | sunting sumber]

Berrbagai teknologi dapat terkait dengan pengembangan video tracking ini, termasuk diantaranya computer vision, artificial intelligence, internet of things, CCTV, ataupun sistem informasi. Teknologi ini berpotensi untuk dikembangkan pada berbagai bidang, terkait dengan pelacakan seperti manusia, hewan, bakteri, kendaraan, maupun benda lainnya.[butuh rujukan]

Penerapan[sunting | sunting sumber]

Di Indonesia, pelacakan video dimanfaatkan dalam Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) atau tilang elektronik.[7]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Rusdi, Jack Febrian; Richard Kodong, Frans; Indrajit, Richardus Eko; Sofyan, Herry; Abdurrohman; Marco, Robert (2020-10). "Student Attendance using Face Recognition Technology". 2020 2nd International Conference on Cybernetics and Intelligent System (ICORIS): 1–4. doi:10.1109/ICORIS50180.2020.9320819. 
  2. ^ Peter Mountney, Danail Stoyanov; Guang-Zhong Yang (2010). "Three-Dimensional Tissue Deformation Recovery and Tracking: Introducing techniques based on laparoscopic or endoscopic images." IEEE Signal Processing Magazine. 2010 July. Volume: 27" (PDF). IEEE Signal Processing Magazine. 27 (4): 14–24. doi:10.1109/MSP.2010.936728. 
  3. ^ Lyudmila Mihaylova, Paul Brasnett, Nishan Canagarajan and David Bull (2007). Object Tracking by Particle Filtering Techniques in Video Sequences; In: Advances and Challenges in Multisensor Data and Information. NATO Security Through Science Series, 8. Netherlands: IOS Press. hlm. 260–268. CiteSeerX 10.1.1.60.8510alt=Dapat diakses gratis. ISBN 978-1-58603-727-7. 
  4. ^ Kato, H.; Billinghurst, M. (1999). "Marker tracking and HMD calibration for a video-based augmented reality conferencing system" (PDF). Proceedings 2nd IEEE and ACM International Workshop on Augmented Reality (IWAR'99). hlm. 85–94. doi:10.1109/IWAR.1999.803809. ISBN 0-7695-0359-4. 
  5. ^ Maggio, Emilio (2011). Video tracking : theory and practice. Andrea Cavallaro. Chichester, West Sussex, UK: Wiley. ISBN 978-0-470-74964-7. OCLC 648146383. 
  6. ^ Hutabarat, Daniel Patricko; Saleh, Robby (2020). "Human Tracking System In A Certain Area Based On Iot Application" (PDF). International Journal of Scientific and Technology Research. 9 (4). 
  7. ^ Uni, Andi. "Siap-Siap, Mulai Pekan Depan Tilang Elektronik Mulai Berlaku Seluruh Indonesia - Chanel Sulsel". sulsel.pikiran-rakyat.com. Diakses tanggal 2022-06-08.