Osifikasi endokondral

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Osifikasi endokondral adalah pembentukan tulang penyusun kerangka tubuh yang berasal dari perkembangan tulang rawan. Proses ini penting bagi pembentukan semua tulang panjang kerangka aksial (tulang belakang dan tulang rusuk), serta kerangka apendikular (anggota badan). [1]

Proses[sunting | sunting sumber]

Osifikasi endokondral terjadi di tiga lokasi utama: fisis, epifisis, dan tulang kuboid karpus dan tarsus[1]. Proses osifikasi endokondral dimulai dengan ujung pada jaringan kartilago yang disebut sebagai “pusat osifikasi primer” yang terlihat sejak perkembangan periode fetal, walau beberapa tulang pendek memulai proses osifikasi setelah kelahiran. Proses osifikasi kedua terjadi setelah lahir dan membentuk epifisis dari tulang panjang dan tulang ekstremitas dari tulang iregular dan pipih. Baik diapisis maupun epifisis dari tulang panjang dipisahkan oleh bagian akrtilago (lempeng epipiseal). Saat anak sampai pada maturitas skeletal (usia 18 hingga 25 tahun), seluruh jaringan kartilago digantikan dengan tulang, dengan jalan menyatukan diapisis dan epipisis.

Terdapat beberapa zona yang bisa terlihat dari penulangan ini yaitu zona istirahat, zona proliferasi, zona hipertrofi, zona kalsifikasi, dan zona osifikasi[1]

Zona istirahat[sunting | sunting sumber]

Tulang rawan embrional memiliki ciri-ciri seperti zona istirahat. Zona ini merupakan zona terjauh dari metafisis.[1]

Zona proliferasi[sunting | sunting sumber]

Zona proliferasi merupakan tempat terjadinya pembelahan kondrosit.[1]

Zona hipertrofi[sunting | sunting sumber]

Zona hipertrofi menjadi tempat bagi sel-sel yang telah berkembang mengalami pembesaran.[1]

Zona kalsifikasi[sunting | sunting sumber]

Pada zona kalsifikasi sementara, kondrosit dikelilingi oleh matriks ekstraseluler yang secara bertahap mengalami mineralisasi, lalu diinvasi oleh pembuluh darah metafisis yang membentuk tulang pada kolom sisa tulang rawan yang terkalsifikasi.[1]

Zona kalsifikasi[sunting | sunting sumber]

Pada zona ini campuran tulang rawan yang terkalsifikasi dan tulang yang belum matang (spongiosa primer) direnovasi sehingga menghasilkan tulang metafisis yang matang[1].

Gangguan[sunting | sunting sumber]

Gangguan pada osifikasi endokondral berpotensi menyebabkan area tulang rawan menebal, nekrosis sel, dan terbentuknya kista tulang subkondral,

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g h "Endochondral Ossification - an overview | ScienceDirect Topics". www-sciencedirect-com.translate.goog. Diakses tanggal 2023-12-10.