Operasi Deutchse

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Operasi Deuschse adalah operasi fiksi dan cerita belaka (yang tidak ada di dunia nyata) yang berisikan penghancuran massal konvoi-konvoi Sekutu di Atlantik yang dilakukan oleh Nazi Jerman dan Angkatan Laut-nya. Operasi ini dilakukan pada tanggal 17 Mei 1940- 12 Desember 1943.

Latar Belakang[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 1 September 1939, Jerman melakukan invasi ke Polandia serta menghancurkan apa yang disebut 'Bencana Versailles'. Karena hal ini, Britania Raya dan Prancis menyatakan perang terhadap Jerman. Britania Raya, dengan Royal Navy-nya melakukan blokade terhadap Jerman. Hal ini membuat kapal-kapal Jerman tidak bisa bergerak bebas di lautan. Adolf Hitler, pemimpin Jerman, bersama para petinggi militer merancang serangkaian sebuah operasi untuk menghadapi blokade Sekutu di perairan Jerman serta memutus jalur suplai ke Kepulauan Britania. Operasi ini dipercaya akan membuat 'Dewi Fortuna' berada di sisi Jerman. di bulan Januari 1940, rancangan operasi ini diselesaikan dan Adolf Hitler memberi nama 'Operasi Deutschse' atau Operasi Rakyat Jerman dalam bahasa Indonesia. Operasi Deutschse akan dijadwalkan dimulai di bulan September 1940 sampai Britania menyerah dan Amerika Serikat menghentikan konvoi suplainya. Laksamana Besar Gustav Carl von Holsteinberg sebagai pemimpin operasi.


di dalam operasi ini, armada angkatan laut yang nantinya akan dipersiapkan, berangkat dari Norwegia atau Denmark, menuju ke Laut Utara memutari Inggris kemudian melintas Laut Islandia atau Laut Denmark menuju Samudra Atlantik dan kembali ke Prancis. sepanjang perjalanan, jika melihat konvoi musuh, harus dihancurkan. Jika keadaan memungkinkan, armada angkatan laut diperbolehkan menyerang Inggris atau menyerang Amerika Serikat, tentu harus melapor dulu ke Jerman agar nantiya Jerman lebih mempersiapkan diri dari kemungkinan perang dengan Amerika Serikat.


Sebelum memulai operasi, Adolf Hitler memutuskan untuk menyerang Denmark dan Norwegia sebagai langkah pertama memulai operasi, kemudian menyerang Belenux dan Prancis sebagai langkah kedua. Tujuan Jerman menyerang Denmark dan Norwegia adalah melindungi jalur suplai bijih besi untuk pabrik Jerman dari Swedia sekaligus sebagai tempat dimulainya operasi. Sementara, tujuan Jerman menyerang Belenux dan Prancis adalah sebagai tempat berakhirnya operasi, mengamankan negara-negara Belenux Prancis sebelum mereka memiliki kekuatan untuk melawan Jerman, mengamankan dok kering di St. Nazaire, Antwerp, Brest, Cherbourg dan Pas de Calais serta sebagai pangkalan U-Boot Jerman untuk memperluas jangkauan serangan.

Mulainya Operasi[sunting | sunting sumber]

Pada malam hari tanggal 1 September 1940 pukul 00.30, Armada Besar Jerman Nazi yang terdiri dari 10 kapal tempur kelas Bismarck, 15 kapal tempur kelas Berlin,10 kapal induk kelas Graf Zeppelin, 8 kapal induk kelas Seydlitz, 20 kapal tempur kelas Deutcshland 20 kapal perusak kelas Zerstrorer-H, 15 kapal selam kelas-Type XXV, 30 kapal merchant ship yang didukung oleh 2320 pesawat tempur Messersmitch Bf-109 (diangkut oleh kapal induk kelas Graf Zeppelin), 800 pesawat bomber tukik Junkers Ju-87 'Stuka' (diangkut oleh kapal induk kelas Seydlitz), 1000 Flakschiff (Kapal boat kecil yang membawa 2 senjata anti-udara Flak-88), 2.500 Maschinengewehrschiff (Kapal boat yang membawa 3 senapan mesin berat untuk menghancurkan korps marinir musuh serta sebagai pertahanan udara tambahan), 2.000 kapal motor torpedo kelas-Hamburg dan sekitar 50.000 pasukan marinir Kriegsmarine. Armada Besar Jerman Nazi berangkat dari Bergen, Norwegia.


Sejak awal, armada ini telah terdeteksi radar Inggris di Pangkalan Angkatan Laut Inggris di Scapa Flow. Mengingat besarnya armada, Inggris memutuskan untuk tidak bertindak. di tanggal yang sama pukul 05.20, radar anti-pesawat Bismarck mendeteksi adanya pesawat dari arah selatan. Satu-satunya hal yang berlokasi di selatan adalah Pangkalan Laut Inggris di Scapa Flow sehingga Laksamana Gustav Carl von Holsteinberg yakin bahwa pesawat Inggris dan segera menerbangkan sekitar 50 pesawat Messersmitch Bf-109 untuk mencari dan menghancurkan pesawat tersebut. Dugaan Gustav menjadi kenyataan. ada sekitar 20 pesawat bomber torpedo Inggris tipe Faire Swordfish melakukan misi untuk menghancurkan setengah dari armada besar Jerman. Inggris kehilangan 20 pesawat bomber torpedo, sedangkan 2 pesawat Jerman rusak ringan dan dapat diperbaiki. Armada Jerman terus berlayar memutari Laut Utara serta menghancurkan beberapa konvoi Amerika ke Inggris. Armada Jerman ini menjadi teror mengerikan bagi konvoi kapal dagang, baik yang dikawal oleh kapal perusak, kapal tempur, kapal penjelajah, kapal selam maupun kapal induk.

Serangan Kota New York[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 29 September 1940 malam, Armada Besar Jerman Nazi sampai di perairan Amerika Serikat, tepatnya di sekitar 5 km tenggara Long Island. karena berada di tengah malam dan lampu sebagian besar kapal dimatikan, kapal-kapal Armada Besar Jerman Nazi hampir tidak terlihat. Ketika Laksamana Gustav melapor ke Berlin, Adolf Hitler memerintahkan untuk menyerang serta membombardir Kota New York hingga hancur. Setelah melapor ke Berlin, ia segera memerintahkan para awak kapal induk dan pilot untuk bersiap-siap menyerang Kota New York. Gustav mengerahkan 1.000 pesawat Messersmitch Bf-109 dan 500 pesawat Stuka untuk membombardiri New York. Gustav juga memerintahkan agar semua moncong meriam dari kapal-kapal perang diarahkan ke Kota New York sebagai kejutan. Pada pukul 23.01, semua pesawat yang dikerahkan lepas landas dari kapal induknya dan terbang menuju New York. Skuadron pesawat tempur dipimpin oleh Marsekal Paul Albert Ernest.


Pada malam pergantian hari pukul 00.00 tanggal 20 September 1930, tepat saat pesawat Stuka dan Messersmitch menyerang serta membombardir Kota New York, Gustav memerintahkan semua meriam kapal menembak ke arah Kota New York. Serangan Kota New York pun terjadi. Serangan gabungan antara pesawat tempur, pesawat bomber tukik dengan kapal perang memaksimalkan gempuran. Bangunan sipil dan pabrik satu per satu roboh, menewaskan semua orang di dalamnya dan membuat pemiliknya rugi ribuan dollar. Tidak hanya bangunan sipil, bangunan militer, tangki air, tangki minyak dan jembatan juga ikut dibombardir. Jerman mengalami kerugian sebanyak 13 pesawat hancur karena menabrak bangunan tinggi. Serangan tersebut berlangsung selama 30 menit sebelum akhirnya semua pesawat diperintahkan kembali ke kapal induk oleh Gustav. Armada Besar Jerman Nazi kabur meninggalkan New York secepatnya. Saking dahsyatnya serangan ini, ada lelucon dari kalangan warga Amerika 'Pelaku dari serangan New York sangat licik, mereka menyerang disaat orang-orang terdidur pulas memimpikan pacar menikah dengannya'.


Penyerangan ini menewaskan sekitar 95.000 orang dan melukai lebih dari 200.000 orang. Penyerangan ini dianggap salah satu penyerangan paling nekat diantara serangan yang pernah dilakukan oleh Jerman. Kompeks yang paling parah hancurnya adalah Pulau Manhattan. Dicatat bahwa sekitar 90-95% bangunan di Manhattan hancur atau rusak berat. Karena berbentuk pulau, penduduk yang ada di Manhattan kelaparan selama 2 hari karena jembatan juga hancur akibat serangan Jerman. Pelaku dari serangan ini belum diketahui hingga pada tanggal 30 Oktober, polisi menemukan adanya sekitar 12 pesawat Messersmitch dan Stuka yang hancur karena menabrak bangunan tinggi. Disimpulkan bahwa dalang dari penyerangan New York adalah Jerman dan pada tanggal 10 November 1940, Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jerman (namun belum untuk Jepang).

Serangan Leningrad dan Nasib[sunting | sunting sumber]

Armada Besar Jerman Nazi kembali ke St. Nazaire untuk mengisi bahan bakar. Armada Jerman Nazi sampai di St. Nazaire pada tanggal 2 Januari 1941 dan mengisi bahan bakar. Pada tanggal 6 Januari 1941, Armada Besar Jerman Nazi bertolak dari St. Nazaire menuju Leningrad, kota Soviet yang pada saat direncanakan diserbu oleh Jerman. Pada tanggal 11 Januari 1941, Armada Besar Jerman Nazi dicegat oleh kapal tempur Inggris, HMS Roodney, HMS Nelson, HMS King George V dan HMS Hood di 5 kilometer barat laut Amsterdam. Pencegatan ini dikenal sebagai Pertempuran Laut Amsterdam. Tentunya dengan keunggulan jumlah, kekuatan dan taktik, Jerman menang. Armada Besar Jerman Nazi berhasil menghancurkan kapal HMS Hood dan merusak HMS King George, HMS Roodney dan HMS Nelson.


Pada tanggal 24 Januari 1941, Armada Besar Jerman Nazi sampai di perairan Leningrad dan segera membombardir Leningrad. Meski telah menghancurkan sebagian besar kota, perlawanan rakyat dan tentara Soviet di Leningrad masih kuat sehingga menurut Jerman, pengeboman dan blokade tanpa serangan infanteri tidaklah efektif menghancurkan perlawanan rakyat dan tentara Soviet. Pada tanggal 19 Maret 1941, Adolf Hitler mengeluarkan perintah kepada Laksamana Gustav untuk kembali ke Laut Atlantik. Dan, sejak itulah Armada Besar Nazi Jerman kembali ke Laut Atlantik.


Pada tanggal 12 Desember 1943 Armada Ke-8 Sekutu yang terdiri dari 27 kapal tempur, 22 kapal induk, 70 kapal perusak dan 26 kapal selam yang terdri dari kapal-kapal dari Amerika Serikat, Inggris dan Prancis menyerang Armada Besar Jerman Nazi di perairan Saint Pierre dan Miquelon dekat Labrador, Kanada. Gustav yang melihat Armada Ke-8 Sekutu langsung menyerah. Anak buahnya sudah tahu tentang hal itu, karena beberapa hebelumnya, tanggal 1 Desember, pemecah kode Enigma Jerman di kapal Bismarck mencegat pesan rahasia Amerika ke Inggris. Gustav memerintahkan semua anak buah dan awak kapal untuk memasang peledak di semua kapal dan disemua bagian lambung kapal.


Armada Ke-8 Sekutu mengirim utusan kepada Gustav untuk menyakinkan pihak Sekutu bahwa Gustav benar-benar menyerah. Kepada utusan itu, Gustav meminta semua kapal Armada Ke-8 Sekutu untuk merapat ke setiap kapal Armada Besar Jerman Nazi dengan alasan agar lebih mudah Sekutu menangkap semua awak kapal dan tentara. Komandan Armada Ke-8 Sekutu mengabulkannya dan semua kapal perang Armada Ke-8 Sekutu merapat ke kapal perang Armada Besar Jerman Nazi. Ketika benar-benar merapat dan tentara Sekutu akan menangkapnya, Gustav memerintahkan awak kapal untuk mengaktifkan pemicu detonator yang akan meledakkan bahan peledak seluruh kapal Armada Besar Jerman Nazi. Hal ini memicu ledakan besar yang menewaskan semua awak kapal dan tentara Jerman beserta kapal tempur mereka yang menyebarkan teror di Samudra Atlantik, termasuk Gustav dan para komandan lainnya. Dampak dari ledakan ini terhadap Armada Ke-8 Sekutu menenggelamkan sekitar 4 kapal tempur, 6 kapal induk dan 19 kapal perusak serta 11.000 tentara dari 22.000 tentara marinir tewas.


Pada tahun 1976, para penyelam dari Jerman dan Amerika melakukan penyelaman untuk mencari bangkai kapal-kapal Armada Besar Nazi Jerman dan Armada Ke-8 Sekutu. Setelah melakukan penyelaman, ada dua kapal tempur yang dimana peledaknya semuanya aktif.

Keaslian Cerita[sunting | sunting sumber]

Cerita ini merupakan cerita buatan yang tidak terdapat di dunia nyata. Meski begitu, ada hal-hal nyata yang ada di dalam cerita ini seperti:


-Pengepungan Leningrad

-Pertempuran Atlantik (Pertempuran Atlatik Kedua)

-Pertempuran Prancis (Invasi Jerman ke Belenux dan Prancis)

-Operasi Wesserubung

-Saint Pierre dan Miquelon

-Labrador (tepatnya di Pulau Newfoundland)

-Invasi ke Polandia

-Blokade Sekutu atas Jerman

-HMS Roodney

-HMS King George V

-HMS Hood

-HMS Nelson

-Scapa Flow

-Kapal tempur kelas Bismarck

-KMS Graf Zeppelin

-KMS Seydlitz (Awalnya kapal penjelajah berat yang akan diubah menjadi kapal induk)

-Messersmitch Bf-109

-Junkers Ju-87 'Stuka'

-Royal Navy

-Adolf Hitler

-Long Island

-New York

-Manhattan

DLL...