Nasi Hadap-Hadapan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Nasi hadap-hadapan adalah sebuah tradisi makan nasi hadap-hadapan budaya Melayu.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Adanya makan nasi hadap-hadapan awalnya karena kehidupan di masa lalu kalangan bangsa Melayu sangat islami, menikahkan anak mereka dengan cara perjodohan dan perkenalan keluarga lewat tradisi makan nasi hadap-hadapan. Unsur dan rangkaian acara yang terdapat di dalam prosesi makan nasi hadap-hadapan memiliki arti. Seperti interaksi simbolik dengan simbol-simbol hidangan, duduk pengantin, juru bicara dan lainnya. Simbol hidangan yang artinya kehidupan rumah tangga dihadapkan dengan berbagai macam pilihan. Simbol duduk pengantin yang artinya wanita berasal dari tulang rusuk laki-laki, dan simbol juru bicara yang artinya adalah untuk mensukseskan jalannya acara.

Nasi hadap-hadapan banyak diiringi oleh pantun-pantun khusus yang mengandung makna diadakannya acara. Pantun-pantun tersebut akan dibacakan oleh mak inang (pemimpin acara) ada yang digunakan sebagai pembuka dan ada juga yang digunakan sebagai penutup. Kemudian, mak inang akan memerintahkan kedua pengantin untuk saling berebut bunga sebanyak tiga kali dengan syarat bunga yang dicabut harus berbeda warnanya.[1]

Proses Pelaksanaan[sunting | sunting sumber]

1. Hadirnya Kedua Mempelai Pengantin dan Sanak Saudara

2. Jenis dan Tata Letak Makanan

3. Acara Penyerahan Diri Istri Kepada Suami Sebagai Tanda Sah Pernikahan Secara Adat

4. Permainan Memilih Bunga Melayu

5. Mencari Ayam Didalam Nasi

6. Makan Bersama

7. Memilih Satu Hidangan Yang Disukai Masing-Masing Pengantin

8. Menyulangi Mertua[2]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Adat Makan Nasi Hadap-hadapan » Budaya Indonesia". budaya-indonesia.org. Diakses tanggal 2023-10-02. 
  2. ^ Octavana, Fransiska (2020-09-25). "Pesan Budaya Tradisi Makan Nasi Hadap-Hadapan Pesta Perkawinan Di Kota Tanjungbalai". UNIMED.