Museum Lukisan Sidik Jari

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Museum Lukisan Sidik Jari adalah museum khusus yang menampilkan koleksi utama berupa lukisan sidik jari. Lokasinya di Kelurahan Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar.[1] Pendiri Museum Lukisan Sidik Jari pada tanggal 4 Juli 1993 oleh I Gusti Ngurah Gede Pemecutan. Sejak tahun 1995, Museum Lukisan Sidik Jari dibuka untuk umum.

Sebagian besar koleksi lukisan di dalam Museum Lukisan Sidik Jari dibuat oleh I Gusti Ngurah Gede Pemecutan menggunakan teknik pointilisme. Sedangkan beberapa lukisan lainnya dibuat menggunakan kuas lukis. Museum Lukisan Sidik Jari juga mengoleksi karya seni pahat, patung kayu, topeng, dan puisi. Museum Lukisan Sidik Jari telah dikelola oleh Yayasan Kerti Budaya sebagai sarana pendidikan dengan mengadakan kelas tari dan kelas melukis.

Museum Lukisan Sidik Jari dibuka untuk kunjungan setiap hari Senin hingga Sabtu secara gratis. Pada periode 2013–2018, Museum Lukisan Sidik Jari telah dikunjungi oleh wisatawan asal Nusantara maupun wisatawan mancanegara dengan jumlah kunjungan yang berbeda-beda tiap tahunnya.

Lokasi[sunting | sunting sumber]

Museum Lukisan Sidik Jari didirikan oleh I Gusti Ngurah Gede Pemecutan pada tanggal 4 Juli 1993. Pembukaan Museum Lukisan Sidik Jari untuk umum dimulai sejak tahun 1995.[2] Museum Lukisan Sidik Jari beralamat di Jalan Hayam Wuruk Nomor 175, Tanjung Bungkak.[3] Lokasinya termasuk dalam wilayah Kelurahan Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar.[1] Titik koordinat untuk lokasi Museum Lukisan Sidik Jari adalah 8°39’47.4” Lintang Selatan dan 115°14’25.4” Bujur Timur. Lokasi Museum Lukisan Sidik Jari dapat dicapai dari Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai dengan jarak tempuh sejauh 18 km.[2]

Koleksi[sunting | sunting sumber]

Koleksi utama di dalam Museum Lukisan Sidik Jari adalah lukisan-lukisan karya I Gusti Ngurah Gede Pemecutan. Lukisan yang ditampilkan berupa lukisan sidik jari yang dibuat menggunakan teknik lukis pointillisme. Dua segmen pameran utama di Museum Lukisan Sidik Jari menampilkan lukisan-lukisan buatan I Gusti Ngurah Gede Pemecutan sebelum melukis menggunakan teknik sidik jari dan masih menggunakan kuas lukis. Museum Lukisan Sidik Jari juga memamerkan karya seni pahat seperti patung dan topeng. Selain itu, Museum Lukisan Sidik Jari juga mengoleksi puisi.[2]

Pengelolaan[sunting | sunting sumber]

Museum Lukisan Sidik Jari telah menjadi salah satu anggota dari Himpunan Museum Bali.[4] Pengelolaan Museum Lukisan Sidik Jari dilakukan oleh Yayasan Kerti Budaya. Museum Lukisan Sidik Jari mengadakan kelas tari dan kelas melukis untuk pendidikan.[2]

Kunjungan[sunting | sunting sumber]

Museum Lukisan Sidik Jari dibuka untuk kunjungan setiap hari Senin hingga Sabtu secara gratis. Sementara itu, Museum Lukisan Sidik Jari ditutup pada hari Minggu. Jam buka Museum Lukisan Sidik Jari pada hari Senin hingga Jumat mulai pukul 09.00–16.00. Sedangkan pada hari Sabtu, Museum Lukisan Sidik Jari dibuka mulai pukul 09.00–15.00.[2]

Pada tahun 2013, jumlah pengunjung Museum Lukisan Sidik Jari sebanyak 404 kunjungan. Kemudian pada tahun 2014, jumlah kunjungan ke Museum Lukisan Sidik Jari sebanyak 537 kunjungan. Pada tahun 2015, jumlah pengunjung yang mengunjungi Museum Lukisan Sidik Jari sebanyak 6.937 orang. Pada tahun 2016, jumlah kunjungan ke Museum Lukisan Sidik Jari sebanyak 425 dan pada 2017 meningkat menjadi 429 kunjungan. Sebanyak 696 wisatawan asal Nusantara dan 153 wisatawan mancanegara mengunjungi Museum Lukisan Sidik Jari pada tahun 2018.[5]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Wirawan, I. M. A., dkk. (2021). Kesehatan dan Keselamatan Wisata: Direktori Hazard, Risiko, dan Layanan Kesehatan Wisata di Bali (edisi ke-1). Yogyakarta: ANDI. hlm. 104. ISBN 978-979-29-6779-1. 
  2. ^ a b c d e Rusmiyati, dkk. (2018). Katalog Museum Indonesia Jilid II (PDF). Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. hlm. 224. ISBN 978-979-8250-67-5. 
  3. ^ Direktori Museum Indonesia (PDF). Jakarta: Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan. 2012. hlm. 46. 
  4. ^ "Dharma Museum" (PDF). Musea: Bulletin Seni dan Budaya (edisi ke-1): 11. 2007. 
  5. ^ Dinas Pariwisata Provinsi Bali. "Tabel 17. Perkembangan Kunjungan Wisatawan pada Kawasan Obyek dan Daya Tarik Wisata di Bali Tahun 2013-2018" (PDF). Dinas Pariwisata Provinsi Bali. Halaman pertama. Diakses tanggal 23 Mei 2024.