Kim Jeong-hui

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kim Jeong-hui

Kim Jeong-hui (1786-1856) adalah sastrawan, pelukis, kaligrafer dari Dinasti Joseon.

Kim lahir di Yesan, Chungcheong tanggal 3 Juni 1786. keluarganya masih keturunan bangsawan Goryeo yang pada masa Dinasti Joseon, menikahkan salah seorang anggotanya dengan wangsa Yi. Ayahnya, Kim Han-jin, merupakan menantu keluarga kerajaan.

Menjadi seorang bangsawan membuat Kim mendapat pendidikan yang baik dari usia muda. Pada usia 6 tahun, Kim yang memiliki bakat alami dapat menulis kaligrafi dengan baik. Pada usia 15, ia belajar dengan seorang tokoh besar saat itu, Park Je-ga. Pada usia 23, Kim berhasil lulus ujian kenegaraan (tahun 1809). Pada tahun 1809 ayahnya menjadi wakil perdana menteri perpajakan dan ditunjuk sebagai utusan diplomatik ke Tiongkok. Kim Jeong-hui ikut serta dalam misi tersebut, membuatnya memiliki kesempatan untuk mendapatkan pelajaran-pelajaran Konfusianisme di Tiongkok. Di sana juga ia menjalin hubungan persahabatan dengan sarjana-sarjana dari Tiongkok seperti Wang Feng-gang. Wang menjadi guru bagi Kim serta memberikan pengajarannya mengenai pelajaran klasik Tiongkok. Kim Jeong-hui kembali ke Korea setelah menuntut ilmu untuk beberapa waktu. Di Korea, ia menjadi pemimpin Partai Utara yang dikenal menyukai pengetahuan barat. Ia juga dikenal menulis beberapa buku sejarah. Ia menciptakan gaya menulis kaligrafi yang dinamakan Chusache. Ia sering melakukan diskusi dengan beberapa tokoh Buddhis untuk meneliti sejarah dan filsafat Buddhisme.

Pada masa hidupnya, Kim Jeong-hui terpaksa harus dibuang ke Pulau Jeju, menyusul terjadinya pertentangan antar partai. Di Pulau Jeju, ia menghabiskan waktunya untuk belajar dan mendidik para pemuda di pulau itu. Banyak pendukung dan murid-muridnya yang masih setia mengirimkannya buku-buku dan material belajar yang ia perlukan. Setelah menjalani 9 tahun hukuman buang, ia diperintahkan Raja Heonjong untuk kembali ke ibu kota. Namun, tak lama kemudian, raja wafat. Terdapat orang-orang yang keberatan dan menentang Kim dalam istana, menghasut raja yang baru untuk mengeluarkan Kim. Kim kemudian kembali dibuang ke Bukcheong, Hamgyeong. Setelah tiga tahun, ia pergi ke Gwacheon dan meninggal di sana pada tanggal 10 Oktober 1856.