Iman kepada malaikat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Iman kepada malaikat merupakan rukun iman yang kedua dalam ajaran Islam. Dalil bagi muslim untuk beriman kepada malaikat ialah Surah Al-Baqarah ayat 185, Surah An-Nisa' ayat 136 dan sebuah hadis riwayat Imam Muslim. Keimanan kepada malaikat secara terperinci bersifat meningkatkan keimanan kepada Allah, sementara pengingkaran atasnya berarti pengingkaran atas Allah.

Dalil[sunting | sunting sumber]

Dalil untuk beriman kepada para malaikat ciptaan Allah ialah Surah Al-Baqarah ayat 185 dan Surah An-Nisa' ayat 136.[1] Iman kepada malaikat juga disebutkan dalam sebuah hadis periwayatan Imam Muslim. Dalam hadis ini, Muhammad menyebutkan enam pokok keimanan termasuk iman kepada para malaikat.[2]

Kedudukan[sunting | sunting sumber]

Iman kepada malaikat menempati kedudukan sebagai salah satu rukun iman dalam Islam.[3]  Posisi keimanan kepada malaikat berada di urutan kedua setelah iman kepada Allah.[4] Karena keyakinan kepada Allah akan menimbulkan keyakinan akan adanya malaikat.[5] Seseorang yang telah meyakini bahwa Allah memiliki kehendak, maka bersamaan dengan keyakinan ini muncul keyakinan bahwa malaikat diciptakan oleh Allah untuk melaksanakan kehendak-Nya.[6]

Malaikat merupakan salah satu perkara gaib yang wajib diimani keberadaannya oleh setiap muslim sebagai bagian dari akidah Islam.[7] Kewajiban ini berlaku meskipun seorang muslim tidak pernah melihat wujud ataupun mendengar suara malaikat. Pemberlakuan kewajiban ini karena Allah telah memberikan perintah kepada orang yang beriman untuk mengimani perkara yang gaib melalui Surah Al-Baqarah ayat 3.[8]

Cara beriman[sunting | sunting sumber]

Beriman kepada nama-nama malaikat[sunting | sunting sumber]

Beriman kepada nama-nama malaikat berlaku atas malaikat yang telah diketahui namanya. Malaikat-malaikat yang telah diketahui namanya ialah Jibril, Mikail, Israfil, Malik, Ridwan, Malakul Maut, Munkar dan Nakir.[9]

Beriman kepada kesucian dan ketaatan malaikat[sunting | sunting sumber]

Kesucian dan ketaatan malaikat disebutkan dalam Al-Qur'an pada Surah Al-Baqarah ayat 30, Surah At-Tahrim ayat 6, dan Surah Fussilat ayat 30.[10]

Manfaat keimanan[sunting | sunting sumber]

Iman kepada malaikat menjadi salah satu penyempurna iman setiap muslim. Manfaat ini berlaku pada individu muslim yang meyakini keberadaan, wujud, sifat, akhlak dan amalan-amalan yang dilakukan oleh para malaikat. Iman kepada malaikat secara terperinci akan meningkatkan iman seorang muslim kepada Allah.[11]

Pengingkaran[sunting | sunting sumber]

Mengingkari keimanan kepada para malaikat merupakan bentuk pengingkaran yang menyebabkan seorang muslim menjadi kafir. Kondisi ini berlaku meski hanya satu saja malaikat yang diingkari sesuatu hal padanya. Pengingkaran atas keimanan kepada malaikat berlaku atas pengingkaran mengenai keutamaan, ketaatan, sifat, penciptaan dan tugas malaikat.[12]   

Referensi[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]

  • Muliati (2020). Wahid, Abdul, ed. Ilmu Akidah (PDF). Parepare: IAIN Parepare Nusantara Press.