Histamin

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Struktur molekul kimia histamin.

Histamin adalah suatu senyawa amina nitrogen organik yang disebut juga bioamina.[1] Histamin ditemukan oleh dr. Paul Ehrlich pada tahun 1878.[1]

Histamin terlibat di dalam sistem kekebalan tubuh, mengatur fungsi sistem pencernaan dan berfungsi sepagai neurotransmiter dalam otak, sumsum tulang belakang dan rahim. Histamin terlibat dalam sistem peradangan dan mempunyai peran utama sebagai mediator gatal.

Sebagain bagian dari sistem kekebalan tubuh yang menyerang patogen asing, histamin diproduksi oleh basofil dan sel mast dari jaringan ikat sekitarnya. Histamin meningkatkan permeabilitas jalur kapiler supaya sel darah putih dan protein untuk sistem imun bisa memasuki jaringan tubuh yang mengalami infeksi dan melawan kuman-kuman yang menyebabkan infeksi tersebut.

Sintesis dan metabolisme[sunting | sunting sumber]

Produk histamin pada keadaan normal terdapat secara alami dan berasal dari pertukaran zat histidin melalui proses dekarboksilasi secara enzimatis.[1] Asam amino histidin akan masuk ke dalam tubuh dari makanan yang kaya akan protein dan telah dikonsumsi tubuh.[1] Pada berbagai jaringan tubuh, terutama pada usus halus, histidin akan diubah menjadi histamin. Histamin juga bekerja sebagai neurotransmiter.[1] Histamin memegang peran utama pada sistem peradangan atau inflamasi.[2] Histamin terdiri atas cincin imidazol yang terlekat pada rantai entilamin. Dalam kondisi fisiologis, gugus amino di rantai samping diprotonasi.

Lokasi[sunting | sunting sumber]

Hampir semua organ dan jaringan memiliki histamin dalam keadaan terikat dan inaktif, terutama dalam sel-sel tertentu.[1] Contoh sel yang menimbun histamin adalah sel mast yang berbentuk menyerupai bola-bola kecil berisi gelembung yang penuh dengan histamin dan zat perantara lainnya.[1] Sel mast ini banyak ditemukan pada bagian tubuh yang terpapar dengan lingkungan luar, seperti kulit, lapisan mukosa mata, hidung, saluran pernapasan, usus, dan juga terdapat dalam leukosit basofil darah.[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g h Tjay TH, Rahardja K. 2007. Obat-obat penting: khasiat, penggunaan dan efek-efek sampingnya. Jakarta: Gramedia.
  2. ^ Thurmond RL. 2010. Histamine in Inflammation. Texas: Springer.