Glondonggede, Tambakboyo, Tuban

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Desa Glondonggede, Tuban adalah sebuah yang berada di Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur. Desa ini memiliki batas administratif dengan Laut Jawa di sebelah utara; Desa Merkawang di sebelah selatan; Desa Socorejo di sebelah timur; dan Desa Merkawang Kecamatan Tambakboyo di sebelah barat. Wilayah geografis Desa Glondonggede yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa menjadikan penduduknya sebagian besar juga berprofesi sebagai nelayan. Mereka hidup dengan memanfaatkan hasil-hasil laut seperti ikan, udang, Rumput laut, kerang, dan lain sebagainya.

Gambaran Umum Desa[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2016, jumlah penduduk di Desa Glondonggede adalah sebesar 3.233 jiwa dengan rincian 1.615 jiwa laki-laki dan 1.618 jiwa perempuan. Dari total penduduk tersebut, terdapat 933 kepala keluarga di Desa Glondonggede. Namun demikian, perubahan jumlah penduduk tersebut dapat berubah sewaktu-waktu, seiring dengan berubahnya angka kelahiran, kematian, dan migrasi.

Berdasarkan peneilitian yang ada, jumlah penduduk Desa Glondonggede berdasarkan matapencaharian adalah sejumlah 1.957 jiwa yang dibagi menjadi sepuluh matapencaharian. Rinciannya adalah buruh tani sebanyak 12; pemilik usaha tani sebanyak 280; nelayan sebanyak 476; karyawan swasta sebanyak 143; karyawan Badan usaha milik negara sebanyak 2; karyawan perdagangan hasil bumi sebanyak 112; Pegawai negeri sipil sebanyak 13, Tentara Nasional Indonesia sebanyak 3, pembantu rumah tangga sebanyak 653; dan wiraswasta sebanyak 262.

Berkaitan dengan sarana dan prasarana, Desa Glondonggede memiliki fasilitas terkait hal itu yang cukup baik. Beberapa sarana dan prasarana yang dimiliki di antaranya sarana peribadatan, kesehatan, pendidikan, sosial, perhubungan, perdaganga, pengkoperasian, dan lain-lain. Terkait sarana peribadatan, Desa Glondonggede memiliki 2 unit masjid dan 8 unit Musala; terkait sarana kesehatan memiliki 5 unit rumah sakit umum dan 2 unit puskesmas; terkait sarana pendidikan memiliki SD 1 unit, TK 1 unit, PAUD 1 unit, TPA 1 unit; terkait sarana perhubungan memiliki jalan desa sepanjang 3 kam dan jembatan 1 unit; terkait saran perdagangan memiliki pasar 1 unit, TPi 1 unit, toko 20 unit, dan warung 30 unit; sedangkan untuk sarana perkoperasian memiliki 1 unit koperasi simpan pinjam.[1]

Kegiatan Penangkapan Ikan[sunting | sunting sumber]

Masyarakat Desa Glondonggede sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Profesi tersebut relevan mengingat wilayah geografis mereka juga berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Dalam aktivitas melaut sehari-hari, para nelayan memanfaatkan dua jenis kapal, yaitu jenis lolope dan jenis kapal-kapalan. Para nelayan yang menggunakan jenis kapal lolope biasanya menangkap ikan dengan menggunakan Gillnet atau jarring; sedangkan nelayan yang menggunakan kapal jenis kapal-kapalan biasa menangkap ikan dengan menggunakan alat tangkap centrang dan payung. Jenis kapal lolope memiliki panjang 6 m dan lebar 2 m dengan kedalaman 1 m. Sedangkan kapal-kapalan umumnya memiliki ukuran panjang 9 meter dan lebar 2,5 meter. Mesin perahu yang digunakan oleh nelayan Desa Glondonggede umumnya berukuran 7 PK sampai dengan 30 PK yang menempel di bagian perahu.

Kegiatan penangkapan ikan tersebut biasa mereka lakukan secara berkelompok, yaitu berkisar antara 2-8 orang dalam satu kapal. Dalam strukturnya, 1 kapal biasanya terdiri dari 1 nelayan juragan dan nelayan Anak Buah Kapal (ABK). Selain terdapat struktur, di dalam kapal juga terdapat pembagian tugas dalam menangkap ikan. Beberapa ABK menjadi juru mudi dan mempersiapkan alat tangkap yang akan digunakan. Meskipun demikian, pembagian peran tersebut bersifat fleksibel dan tidak kaku, sehingga tidak ada yang saling mengatur dan semua kegiatan dilakukan bersama-sama serta saling membantu.[2]

Para nelayan di Desa Glondonggede biasa menangkap ikan sejak pukul 03.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Setelahnya, para nelayan akan beristirahat pada siang dan sore hari sembari mempersiapkan kebutuhan melaut untuk keesokan harinya. Beberapa kebutuhan melaut yang mereka persiapkan antara lainperahu, mesin, alat tangkap, bahan bakar minyak, rumpon untuk nelayan centrang dan peralatan pendukung lainnya. Rumpon sendiri merupakan modifikasi terumbu karang buatan yang memiliki tujuan sebagai alat untuk mengumpulkan ikan. Ikan yang berkumpul di sekitar terumbu karang buatan tersebut akan mempermudah proses penangkapan ikan. Sementara itu, rumpon sendiri memiliki dua jenis, yaitu rumpon alami dan rumpon buatan yang terbuat dari kumpulan keranjang plastic yang disusun seperti rumah ikan.[3]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Prakoso, Dinno. 2017. Analisis Pendapatan Anggota Kelompok Nelayan Penerima Program Pemberdayaan Corporate Social Responsibility di Desa Glondonggede, Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada
  2. ^ Anonim. 2012. Profil TPI Glondonggede Kecamatan Tambakboyo. Departemen Kelautan dan Perikanan. Tuban
  3. ^ Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tuban. 2014. Potensi Usaha Perikanan Tangkap Kabupaten Tuban Tahun 2014. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tuban. Tuban