Gaya hidup aktif

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kesehatan memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. "Mens sana in corpore sano" [1] berarti "Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat". Hal ini dapat diartikan sebagai pentingnya kesehatan fisik yang dapat menguatkan kesehatan mental. Dengan adanya tubuh yang sehat, tentu saja lebih banyak hal yang dapat dilakukan, karena raga yang sehat memudahkan manusia dalam melakukan bebagai aktivitas. Selain itu, memiliki tubuh yang sehat juga dapat menghindarkan manusia dari berbagai macam penyakit yang dapat merenggut nyawa sewaktu- waktu.

Menurut H.L. Bloom, terdapat empat faktor[2] yang dapat memengaruhi derajat kesehatan, antara lain: (1) Gaya hidup, (2) Lingkungan, (3) Pelayanan kesehatan, (4) Keturunan. Gaya hidup sebagai salah satu faktor yang menentukan derajat kesehatan menunjukkan bahwa kebiasaan hidup sehari-hari dapat berefek langsung pada seberapa sehatnya seseorang. Gaya hidup aktif[3] berarti melakukan pengeluaran energi dengan cara melakukan aktivitas yang bergerak. Untuk melakukan gaya hidup yang aktif [4] bisa dilakukan dengan aktivitas-aktivitas yang membutuhkan pergerakan tubuh, yang mana terjadi penggunaan energi. Beberapa kebiasaan seperti berjalan kaki sudah termasuk dalam gaya hidup aktif. Dengan meluangkan waktu di antara kesibukan sehari-hari untuk menggerakkan otot dan sendi pada tubuh manusia juga termasuk dalam langkah menjaga kesehatan.


Aktivitas Fisik Bermanfaat

WHO menyebutkan manfaat aktivitas fisik. Aktivitas fisik berdampak signifikan terhadap jantung, tubuh dan pikiran. Aktivitas fisik berkontribusi guna mencegah penyakit tidak menular seperti kardiovaskular, kanker, dan diabetes.[5]

Aktivitas fisik diyakini dapat mengurangi gejala depresi dan kecemasan, meningkatkan keterampilan berpikir, belajar, dan menilai. Bagi anak muda, aktivitas fisik berdampak terhadap pertumbuhan dan perkembangan kesehatan.

Secara global, 1 dari 4 orang dewasa tidak memenuhi tingkat aktivitas fisik yang direkomendasikan secara global. 5 juta kematian per tahun dapat dihindari jika masyarakat dunia lebih aktif beraktivitas secara fisik. Orang yang kurang aktif melakukan aktivitas fisik lebih tinggi kemungkinan mengalami risiko kematian 20-30 persen dibandingkan mereka yang cukup aktif. Lebih dari 80% populasi remaja dunia kurang aktif secara fisik.

Apa itu aktivitas fisik? WHO mendefinisikan aktivitas fisik yakni setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang membutuhkan energi. Aktivitas fisik mengacu pada semua gerakan termasuk selama waktu senggang, menuju ke dan dari transportasi, atau bagian dari pekerjaan sesorang. Aktivitas fisik baik intensitas sedang dan kuat meningkatkan kesehatan.

Cara populer untuk aktif termasuk berjalan kaki, bersepeda, olahraga, rekreasi aktif dan bermain, dan dapat dilakukan pada tingkat keterampilan apapun dan untuk kesenangan semua orang.

Berikut ini sejumlah manfaat yang dapat dinikmati anak-anak dengan melakukan kegiatan fisik secara teratur di antaranya perkembangan tulang dan otot yang kuat serta sendi yang sehat, pencegahan kegemukan dan obesitas, pencegahan atau penundaan problem tekanan darah tinggi, pencegahan diabetes mellitus tipe 2, peningkatan harga diri serta pencegahan kecemasan dan stress.

Bagi kaum lansia manfaat aktivitas fisik antara lain kesiagaan mental, keseimbangan dan kelenturan, kesehatan emosi, kecepatan pemulihan dari penyakit atau cedera, fungsi lambung, usus, dan hati, metabolisme, sistem kekebalan tubuh, kepadatan tulang dan tingkat energi. Namun, para lansia perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai suatu program aktivitas yang berat.[6]

Melakukan Gaya Hidup Aktif[sunting | sunting sumber]

Menurut dr. Juwalita Surapsari, Sp.GK, M.Gizi dari Perhimpunan Nutrisi Indonesia, beberapa aspek[7] yang penting dalam menjaga kesehatan antara lain dengan: (1) Cukupi kebutuhan energi harian, (2) Memeperhatikan kandungan dari makanan, (3) Berolahraga dan beristirahat yang cukup, (4) Konsumsi produk susu. Oleh karena itu, dalam menjaga pola hidup yang sehat tergantung dari makanan dan minuman yang dikonsumsi serta aktivitas sehari-hari yang dilakukan. Dengan menjamin asupan nutrisi yang baik ke dalam tubuh yang tentunya juga memerhatikan kebersihan makanan dapat mengontrol zat-zat baik serta sumber energi bagi tubuh manusia. Penting juga untuk melakukan aktivitas harian serta istirahat yang seimbang untuk memastikan pergerakan otot dan sendi, untuk mengkonsumsi energi yang telah masuk ke dalam tubuh, agar tidak terjadi penumpukan kalori yang memungkinkan masalah obesitas. Manusia sebaiknya menghindari Gaya hidup kurang bergerak yang dapat menimbulkan masalah-masalah seperti kegemukan (obesitas) maupun pengeroposan tulang (osteoporosis)

Seseorang yang menjalani gaya hidup aktif[8] memiliki motivasi yang kuat untuk selalu aktif bergerak. Gaya hidup ini bisa dilakukan dengan membuat jadwal yang terstruktur untuk aktivitas harian, yang meliputi waktu berolahraga, melakukan pekerjaan, hobi selingan, serta waktu istirahat. Meskipun seseorang jarang berolahraga, setidaknya melakukan kegiatan-kegiatan sederhana seperti berjalan kaki dan naik turun tangga untuk menggerakan otot, tulang, dan sendi. Kebiasaan menjaga hidup bersih juga penting untuk menjamin lingkungan hidup tidak menjadi tempat hidup bagi bibit-bibit penyakit, yang dapat mengganggu kesehatan.


Gaya Hidup Aktif Selama PPKM

Sekalipun harus tetap di rumah, kita masih dapat menjalani gaya hidup sehat, khususnya tetap bergerak. Olahraga tidak semata dapat dilakukan di luar ruangan. Tidak juga harus aktivitas berat dan melelahkan. Aktivitas sederhana di dalam ruangan juga bisa berdampak terhadap kesehatan tubuh. Beberapa di antaranya mencuci dan memoles mobil, menaiki tangga, dan membersihkan halaman, bersepeda, berjalan cepat sekitar rumah, dan berenang.

Kegiatan singkat yang membutuhkan energi, seperti naik tangga daripada naik lift, atau berjalan kaki dapat diperhitungkan dalam olahraga 30 menit sehari. Menyapu halaman, bermain secara aktif bersama anak-anak, berkebun, dan bahkan melakukan pekerjaan rumah tangga, semuanya dapat ditambahkan ke dalam total waktu olahraga di rumah selama pandemi.

Jenis olahraga yang cocok untuk kamu bergantung pada umur dan kondisi kesehatan kamu. Jadi, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui jenis olahraga apa yang cocok bagi kamu.

Beberapa sumber menyarankan agar anak-anak dan remaja berolahraga sedang atau berat paling tidak 60 menit setiap hari. Sedangkan untuk orang dewasa, sekitar 150 menit untuk olahraga sedang atau 75 menit untuk olahraga berat setiap minggu.

Pilih olahraga yang menyenangkan seperti bermain basket, tenis, sepak bola, jalan cepat, bersepeda, berkebun, memotong kayu, berenang, bermain kano, jalan santai, atau olahraga lainnya. Dari mana kamu bisa tahu bahwa olahraga itu sedang atau berat? Olahraga sedang akan membuat kamu berkeringat, tapi olahraga berat akan membuat kamu sulit berbicara saat sedang melakukannya.

Dilansir dari situs Dinas Kesehatan Batam berikut sejumlah jenis olahraga yang dapat dilakukan masyarakat di masa pandemi Covid-19.[9]

Kardio. Jenis olahraga kardio adalah olahraga yang efektif membakar lemak dan membuat tubuh berkeringat. Untungnya olahraga ini bisa dilakukan di rumah sehingga mengurangi risiko kamu terjangkit COVID-19. Jika memiliki treadmill, sepeda statis atau alat kardio lainnya di rumah, maka bisa dimanfaatkan. Namun, jangan khawatir, lompat tali atau skipping juga bisa menjadi alternatif.

Senam Aerobik. Jika tidak memiliki alat latihan kardio, olahraga satu ini juga menjadi pilihan yang menarik untuk dilakukan selama di rumah. Kita bisa melakukan senam zumba misalnya, dengan mengikuti video tutorial atau bahkan bersama teman-teman di rumah masing-masing lewat video conference. Instruktur olahraga aerobik tetap memberikan gerakan-gerakan yang membuat tubuh berkeringat sehingga tubuh menjadi lebih bugar. Senam aerobik juga mampu meredakan gejala depresi dan gangguan cemas yang dihadapi selama pandemi ini.

Yoga. Olahraga ini mungkin terkesan mudah dan sederhana. Namun, jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, olahraga ini juga tergolong efektif membakar lemak dan membuat tubuh berkeringat. Bonusnya lagi, beberapa gerakan yoga dapat membuat kamu lebih tenang dan santai. Sehingga kecemasan yang sering muncul selama pandemi ini bisa berkurang. Beberapa manfaat yoga lainnya adalah menjaga metabolisme tubuh, meningkatkan pernapasan, memperkuat energi serta vitalitas. Kamu bisa melakukannya di rumah dengan mengikuti video tutorial yang banyak tersedia di internet.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ ""Mens Sana In Corpore Sano" : Di Dalam Tubuh Yang Sehat Terdapat Jiwa Yang Kuat". 6 Maret 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-08. Diakses tanggal 08/02/2022. 
  2. ^ "Bersama Selesaikan Masalah Kesehatan". Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 25 Januari 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-18. Diakses tanggal 08/02/2022. 
  3. ^ Febrianna, Alfida (1 November 2020). "Pentingnya Gaya Hidup Aktif bagi Mahasiswa Selama Di Rumah Saja". Ketik Unpad. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-08. Diakses tanggal 2022-02-08. 
  4. ^ "Kiat Memulai Gaya Hidup Aktif dan Tips Melakukannya". Alodokter. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-30. Diakses tanggal 08/02/2022. 
  5. ^ "Physical activity". www.who.int (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-28. Diakses tanggal 2022-02-18. 
  6. ^ Boston, 677 Huntington Avenue; Ma 02115 +1495‑1000 (2012-10-21). "Physical Activity". Obesity Prevention Source (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-13. Diakses tanggal 2022-02-18. 
  7. ^ Lestari, Raka (20 Oktober 2020). "Tips Menjaga Gaya Hidup Aktif selama Beraktivitas". Medcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-08. Diakses tanggal 08/02/2022. 
  8. ^ Novaila, Ike (15 Agustus 2021). Sinaga, Rincani, ed. "Apakah Kamu Memiliki Gaya Hidup Aktif? Yuk Ketahui Ciri-cirinya". Finansialku. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-27. Diakses tanggal 2022-02-08. 
  9. ^ dinkes (2021-04-16). "OLAHRAGA DI MASA PANDEMI COVID-19". Dinas Kesehatan Kota Batam. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-08. Diakses tanggal 2022-02-18.