Cagar Alam Nusakambangan Barat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
CA Nusakambangan Barat
Peta memperlihatkan letak CA Nusakambangan Barat
Peta memperlihatkan letak CA Nusakambangan Barat
CA Nusakambangan Barat
LetakCilacap, Jawa Tengah, Indonesia
Koordinat7°43′40.13″S 108°48′4.57″E / 7.7278139°S 108.8012694°E / -7.7278139; 108.8012694Koordinat: 7°43′40.13″S 108°48′4.57″E / 7.7278139°S 108.8012694°E / -7.7278139; 108.8012694
Luas656.06 Ha
Didirikan2014
Pihak pengelolaBalai KSDA Jawa Tengah

Kawasan tersebut secara geografis terletak antara 7°43’40,13” LS dan 108°48’4,57” BT. Berdasarkan administrasi pemerintahan, Cagar Alam (CA) Nusakambangan Timur termasuk dalam Desa Tambakreja, Kecamatan Cilacap Selatan Kabupaten Cilacap; dengan kawasan seluas 656,06 Ha. Tujuan pengelolaan CA Nusakambangan Barat sesuai dengan penunjukan Besluit Gubernur Jenderal Hindia Belanda Nomor 34 Staatsblad Nomor 369 Tanggal 04 Juni 1937 adalah sebagai ordonansi monumen alam dan suaka alam. Sesuai dengan hasil eksplorasi tujuan pengelolaan difokuskan kepada:

  1. Pelestarian satwa liar terancam punah Macan Tutul (Panthera pardus melas) berdasarkan Surat Keputusan Ditjen KSDAE No: SK.180/IV-KKH/2015, tentang Penetapan Dua Puluh Lima Satwa Teranca, Punah Prioritas untuk Ditingkatkan populasinya sebesar 10% pada Tahun 2015 – 2019;
  2. Konservasi tumbuhan endemik Plalar (Dipterocarpus littoralis).

Sejarah[sunting | sunting sumber]

CA Nusakambangan Barat ditunjuk sebagai kawasan CA pertama kali berdasarkan Besluit Gubernur Jenderal Hindia Belanda Nomor 34 Staatsblad Nomor 369 Tanggal 04 Juni 1937. Status tersebut telah diperkuat dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 359/Menhut-II/2004 Tanggal 1 Oktober 2004 tentang Perubahan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 435/Kpts-II/1999 Tanggal 15 Juni 1999 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Jawa Tengah. CA Nusakambangan Barat setelah ditata batas oleh BPKH Wilayah XI Jawa Madura pada tahun 2009 mempunyai luas 656,06 ha, panjang 13.195 m dengan jumlah pal 61 buah. Pada saat ini status CA masih menunggu penetapan dari Menteri Kehutanan.

Penetapan kawasan CA Nusakambangan Barat sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutnan Republik Indonesia Nomor : SK.2999/Menhut-VII/KUH/2014, tentang Penetapan Kawasan Hutan Cagar Alam Nusakambangan Barat seluas 656,06 (Enam Ratus Lima Puluh Enam dan Nol Enam Perseratus) Hektar di Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah.

Topografi[sunting | sunting sumber]

Landscape CA Nusakambangan Barat

CA Nusakambangan Barat termasuk dalam ekosistem hutan tropis dataran rendang, Type hutan di Pulau Nusakambangan adalah type Hutan Hujan tropis Dataran Rendah dengan 5 (lima) type komunitas : Hutan Mangrove, Hutan Pantai Berpasir, Hutan Pantai Terjal, Hutan Pamah, dan Hutan Bukit Kapur yang masih tersisa di Jateng. CA Nusakambangan Barat memiliki kelas kelerengan datar (0 -8 %) sampai dengan sangat curam ( > 45%). Kelerengan datar sampai pada landai terletak hampir pada semua lokasi CA Nusakambangan Barat. Kelerengan curam sampai pada sangat curam terletak semua diperbatasan CA Nusakambangan dengan bibir pantai yang berupa tebing.

CA Nusakambangan Barat memiliki ketinggian 0 -125 mdpl, karena posisi yang berbatasan langsung dengan bibir pantai maka cenderung memiliki ketinggian sesuai dengan ekosistem hutan tropis dataran rendah. Ketinggian CA Nusakambangan Barat semakin ke arah Barat semakin menuju kelandai sampai pada curam. Variasi ketinggian yang dimiliki CA Nusakambangan Barat menjadikan kawasan ini memiliki keanekaragaman hayati yang lebih beragam karena jenis adan karakter situasi ekosistem yang ada.

Tanah dan Geologi[sunting | sunting sumber]

CA Nusakambangan Barat termasuk dalam kelompok jenis tanah litosol coklat yang memiliki sifat gembur dan subur. Sekeliling CA Nusakambangan Barat adalah jenis tanah mediteran yang merupakan tanah pasir pada daerah pantai. Berdasarkan formasi geologi, CA Nusakambangan Barat termasuk dalam formasi Nusakambangan dan Pamutuan yang terbentuk pada jaman Miosen Tengah. Jenis tanahnya sebagian besar adalah tanah kapur dengan jenis tanah latosol aluvial.

Secara geologi, Pulau Nusakambangan tersusun dari endapan materi alluvial yang merupakan bagian dari formasi Kalipucang, formasi Nusakambangan, formasi Pamutuan dan formasi Jampang. Formasi Nusakambangan secara predominan terpapar dari timur ke Barat sepanjang kurang lebih 9 km hampir di tengah pulau. Area ini mencakup kurang lebih 6.000 ha. Sementara endapan lumpur alluvial terbujur di sisi utara sepanjang garis pantai dari Barat ke timur mendekati area penambangan batu kapur PT Holcim Indonesia Tbk . Formasi batuan di bawahnya terdiri atas batuan breksi andesit dengan isian andesit, batuan ignous, pasir besi oksida sempurna sampai medium. Diatas sedimen tersebut, material lain terhampar pula berupa batuan kapur klastik dan dolomite dari masa Miosen. Bagian teratas tertutup oleh endapan alluvial dari masa Holosen yang terdiri dari materi lumpur, lempung, lanau, pasiran, dan sisa sisa tumbuhan.

Daerah Aliran Sungai (DAS)/ Sub DAS[sunting | sunting sumber]

CA Nusakambangan Barat termasuk dalam DAS Citanduy yang mengaliri disekitar CA Nusakambangan Barat. Terdapat 4 mata air yang membentuk sungai kecil yang mengaliri CA Nusakambangan Barat. Mata air tersebut adalah Kali Solokbolong, Solok Besek, Solok Dewata dan Solok Babakan. Empat CA yang berada di Pulau Nusakambangan termasuk dalam DAS Cimeneng, Satuan Wilayah Pengelolaan DAS Citanduy. Beberapa aliran terjadi di Pulau Nusakambangan dengan tipe yang berbeda. Tipe pertama dikategorikan sebagai aliran abadi yang selalu mengandung air sepanjang tahun. Tipe kedua disebut aliran intermiten/musiman dengan hanya menyediakan air selama musim hujan. Berdasarkan interpretasi citra, sungai yang ada baik aliran abadi dan intermiten berorientasi dari tengah pulau ke arah utara daerah Segara anakan. Sejumlah kecil sungai memiliki orientasi ke Barat, timur, serta bagian selatan Pulau Nusakambangan. Namun demikian, kebanyakan alur air intermiten mengalir dari punggung bukit yang lebih tinggi di sepanjang tengah pulau kemudian ditransformasikan pada ketinggian yang lebih rendah untuk menjadi arus aliran abadi.

Tipe Iklim[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson,Pulau Nusakambangan memiliki tipe iklim C dengan curah hujan rata-rata Rata-rata 3.375-3.720 mm/tahun serta memiliki kelembaban diantara 64-79% di musim kemarau (Juli-September) dan 70,5-85% di musim penghujan (November-April) denagn suhu udara diantara 27-34 °C

Tipe Ekosistem[sunting | sunting sumber]

Artocarpus elasticus

CA Nusakambangan Barat termasuk dalam ekosistem hutan tropis dataran rendang, Type hutan di Pulau Nusakambangan adalah type Hutan Hujan tropis Dataran Rendah dengan 5 (lima) type komunitas : Hutan Mangrove, Hutan Pantai Berpasir, Hutan Pantai Terjal, Hutan Pamah, dan Hutan Bukit Kapur yang masih tersisa di Jateng. CA Nusakambangan Barat memiliki kelas kelerengan datar (0 -8 %) sampai dengan sangat curam ( > 45%). Kelerengan datar sampai pada landai terletak hampir pada semua lokasi CA Nusakambangan Barat. Kelerengan curam sampai pada sangat curam terletak semua diperbatasan CA Nusakambangan dengan bibir pantai yang berupa tebing.

Flora & Fauna[sunting | sunting sumber]

Spilornis cheela

Flora;

Kawasan konservasi ini mempunyai tipe ekosistem Hutan Hujan Tropika Dataran Rendah yang selalu hijau (Tropical Lowland Evergreen Rain Forest), dengan flora utama Plalar (Dipterocarpus littoralis), Pulai (Alstonia scholaris), Sempu (Dillenia obovata) dan Benda (Artocarpus elastica). Plalar merupakan tumbuhan endemik yang keberadaannya terancam oleh pencurian. Bunga Raflesia juga dapat dijumpai di kawasan ini.

Fauna;

Keragaman fauna yang ada antara lain Kangkareng Perut Putih (Anthracoxeros albirostris), Elang Bido (Spilornis cheela), Pekaka Mas (Pelargopsis capensis), Trinil Pantai (Tringa hypoleucos), Lutung (Presbitys sp.), Ular Kobra (Naja sputatrix) dan Babi Hutan (Sus sp.).

Referensi[sunting | sunting sumber]