Body Integrity Identity Disorder

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Body Integrity Identity Disorder (BIID) adalah sebuah fenomena langka di mana seseorang menginginkan amputasi pada salah satu atau lebih bagian tubuhnya yang masih sehat atau menginginkan kelumpuhan pada alat indera.[1] Ini merupakan kondisi langka dan jarang dipelajari karena adanya ketidaksesuaian antara mental dan fisik. Bagian tubuh yang biasanya memiliki keinginan kuat untuk diamputasi adalah kaki, atau menjadi buta atau tuli.[2] Biasanya orang tersebut akan memutilasi dirinya sendiri atau meminta bantuan ahli bedah untuk melakukan transeksi sumsum tulang belakang.[1]

Sejauh ini, penyebab dari keberadaan fenomena ini masih diperdebatkan. Baik psikolog, psikiater dan ahli saraf memiliki pendapat yang berbeda-beda mengenai alasan seseorang untuk mengamputasi salah satu bagian tubuh mereka. Ketiga ahli masih mendiskusikan penyebab merupakan gangguan neurotik seperti kelainan bawaan pada saraf yang menyebabkan ketidakcocokan antara tubuh fisik dan tubuh citra yang terjadi pada otak, tepatnya pada korteks somatosensorik atau gangguan mental seperti gangguan obsesif-kompulsif dan gangguan identitas.[1]

Dikarenakan penyebabnya masih didiskusikan, pengobatan yang digunakan sejauh ini tidak banyak berpengaruh pada keinginan untuk diamputasi. Obat yang diberikan pada penderita berupa antidepresan, seperti selective serotonin reuptake inbihitor (SSRI) dan terapi perilaku terkadang dapat mengurangi keinginan untuk amputasi. Selain itu, terdapat juga metode membilas telinga dengan air hangat dan dingin secara bergantian untuk merangsang somatosentori.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c Müller, Sabine (2009-01-05). "Body Integrity Identity Disorder (BIID)—Is the Amputation of Healthy Limbs Ethically Justified?". The American Journal of Bioethics (dalam bahasa Inggris). 9 (1): 36–43. doi:10.1080/15265160802588194. ISSN 1526-5161. 
  2. ^ Brugger, P.; Lenggenhager, Bigna (2014/12). "The bodily self and its disorders: neurological, psychological and social aspects". Current Opinion in Neurology. 27 (6): 644–652. doi:10.1097/WCO.0000000000000151. ISSN 1080-8248. PMID 25333602.