Beringin Kencana, Candipuro, Lampung Selatan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Beringin Kencana
Negara Indonesia
ProvinsiLampung
KabupatenLampung Selatan
KecamatanCandipuro
Kode pos
35356
Kode Kemendagri18.01.17.2008
Luaskm²
Jumlah pendudukjiwa
Kepadatanjiwa/km²


Beringin Kencana[1] adalah salah satu desa yang berada di kecamatan Candipuro.[2] Terletak di jalan utama yaitu Sukarno-Hatta yang menjadi jalur utama di Candipuro. Desa ini terdiri atas beberapa dusun yakni Dusun Krajan, Sinar Kemuning, Umbul Kerikil dan Umbul Solo. Sebelah utara berbatasan dengan desa Banyumas dan desa Sinar Pasemah, sebelah selatan berbatasan dengan desa Titiwangi dan desa Cintamulya, sebelah barat berbatasan dengan desa Cintamulya dan desa Banyumas, dan sebelah timur berbatasan dengan desa Sinar Pasemah dan Rawa Selapan, Candipuro, Lampung Selatan.

Secara geografis, wilayah desa ini merupakan pusat bisnis, pendidikan dan pertanian. Nuansa Islami, Berilmu dan Berbudaya menjadi ciri utama desa ini.

Jika anda melintas di sini, maka akan terdapat hamparan pusat pertokoan, Minimarket, Pusat perbelanjaan, pusat pendidikan, pusat pemerintahan, sarana olahraga, dan sarana ibadah di sepanjang jalan. Di antara tempat-tempat penting yang ada di antara lain: Polsek Candipuro, Masjid Agung Beringin Kencana, SDN 1 Beringin Kencana, SDN 2 Beringin Kencana, Stadion Gelora Merdeka Beringin Kencana, MTs MU Beringin Kencana, Taman Rekreasi Pantai Asmara, Gereja Katholik Beringin Kencana, Pure Bali Beringin Kencana, pondok pesantren Hidatul Muttaqin dan lain-lain. Beberapa tempat menarik lainnya adalah wilayah yang hijau berupa irigasi dan persawahan yang hijau serta panorama indah pertanian sebagai komoditas lainnya.

Mayoritas penduduk di kelurahan ini adalah berpendidikan SD hingga S2. Sebagian besar beragama Islam, kemudian Katholik dan Hindu. Suku yang menetap di Beringin Kencana antara lain sebagian besar Jawa, Sunda, Bali, Palembang, Bugis dan Lampung. Bahasa sehari-hari yang digunakan adalah Bahasa Indonesia, walaupun ada beberapa penduduk yang masih menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Selain itu, Bahasa Sunda, Bahasa Lampung dan Bahasa Bali juga mewarnai beberapa masyarakat lainnya.

Jika anda tertarik berkunjung ke desa ini, maka tak ada salahnya anda meluangkan waktu untuk menikmati suasana desa asri nan hijau yang juga terbilang cukup modern ini. Selamat menikmati.

Referensi[sunting | sunting sumber]