Balai Penelitian Ternak
Balai Penelitian Ternak (Balitnak) merupakan sebuah lembaga penelitian, di bawah pengawasan Kementrian Pertanian Republik Indonesia, yang memiliki tugas pokok yaitu melaksanakan penelitian ternak unggas, sapi perah dan dwiguna, kerbau, kambing perah, domba serta aneka ternak.[1] Balai ini terletak di Jl. Banjarwaru, PO Box 221, Ciawi, Bogor 16002 - Jawa Barat.[1]
Fungsi[sunting | sunting sumber]
- Melaksanakan penelitian eksplorasi, identifikasi, karakterisasi, evaluasi serta pemanfaatan plasma nutfah ternak dan hijauan.[1]
- Melaksanakan penelitian pemuliaan, reproduksi dan nutrisi pada ternak unggas, sapi perah dan dwi guna, kerbau, domba, kambing perah serta aneka ternak.[1]
- Melaksanakan penelitian bioteknologi ternak dan agrostologi.[1]
- Melaksanakan penelitian komponen teknologi, sistem dan usaha agribisnis ternak.[1]
- Memberikan pelayanan teknik kegiatan penelitian ternak.[1]
- Menyiapkan kerjasama, informasi dan dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian ternak.[1]
- Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai.[1]
Publikasi[sunting | sunting sumber]
Beberapa publikasi ilmiah yang telah dimuat dalam jurnal antara lain:
- Karakterisasi sekuen mikrosatelit pada bebek.[2]
- Penelitian ini adalah mengevaluasi bebek hasil pemuliaan.[2] Sekuen DNA diisolasi dari bebek lokal yang memiliki polimorfisme yang tinggi dan dapat digunakan untuk mengkarakterisasi genetika populasi.[2] Hasil yang didapatkan adalah sekuen mikrosatelit yang telah diisolasi beberapa diantaranya dapat digunakan sebagai primer DNA untuk proses polimerase rantai panjang.[2]
- Pengkajian nilai gizi hasil fermentasi mutan Aspergillus niger pada substrat bungkil kelapa dan bungkil inti sawit.[3]
- Limbah pertanian seperti bungkil kelapa dan bungkil inti sawit bila diolah dapat menjadi pakan bagi hewan ruminansia.[3] Pada penelitian ini menggunakan inokulum kapang Aspergillus niger untuk melakukan proses fermentasi, sehingga hasil yang diharapkan adalah meningkatnya nilai gizi dari pakan tersebut.[3] Aspergillus niger umumnya dapat membentuk spora pada suhu tertentu dan dapat mengganggu daya cerna hewan.[3] Oleh karena itu, pada penelitian ini menggunakan kapang yang telah dimutasi menggunakan sinar ultraviolet.[3] Hasil yang didapatkan adalah mutan dapat meningkatkan kerja enzim hidrolisis sehingga protein pada limbah tersebut dapat tercacah, sehingga dapat meningkatkan daya cerna hewan ruminansia.[3]
- Aktivitas sinergistik enzim yang diproduksi oleh Eupenicillium javanicum dan Aspergillus niger NRRL 337 pada limbah minyak sawit.[4]
- Bungkil inti sawit dan cairan hasil penggilingan buah sawit diketahui memiliki kandungan selulosa dan mannan yang tinggi.[4] Kedua substrat ini dapat ditambahkan untuk pakan ternak monogastrik.[4] Untuk mengoptimasikan hidrolisis senyawa ini diperlukan campuran enzim, dan enzim tersebut dapat diperoleh dari Eupenicillium javanicum dan Aspergillus niger NRL 337.[4] Proses fermentasi yang dilakukan adalah fermentasi terendam yang mengadung 3% bungkil kelapa.[4] Hasil dari penelitian ini adalah nilai kadar gula tereduksi paling tinggi bila rasio campuran inokulumnya adalah 80% Aspergillus niger dan 20% Eupenicillium javanicum.[4]
- Integrasi tanaman-ternak dalam pengembangan argibisnis yang berdaya saing, berkelanjutan dan berkerakyatan.[5]
- Masyarakat Indonesia telah lama mengenal pemanfaatan ternak, tetapi masyarakat masih belum dapat memanfaatkan secara maksimal, mungkin disebabkan oleh keterbatasan pendidikan dan pengaruh dari sosial-budaya masyarakat sekitar.[5] Dalam makalah yang telah diseminarkan ini, Balitnak telah melakukan upaya zero wasting dengan mensosialisasikan ke delapan provinsi di Indonesia.[5] Zero wasting dapat tercipta karena tidak ada sisa dari hewan ruminansia yang tidak berguna.[5] Kotoran hewan tersebut dapat digunakan sebagai pupuk.[5]
Referensi[sunting | sunting sumber]
- ^ a b c d e f g h i (Indonesia) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian[terhubung berkala]. http://www.litbang.deptan.go.id/unker/one/561/ Diarsipkan 2014-04-27 di Wayback Machine.. 27 Apr 2014.
- ^ a b c d (Inggris) Takahashi H, Satoh M, Minezawa M, Purwadaria T, Prasetyo H. 2001.Characterization of duck microsatellite repeat sequences. JARQ 35(4): 217-219.
- ^ a b c d e f (Indonesia) Sari L, Purwadaria T. 2004. Pengkajian nilai gizi hasil fermentasi mutan Aspergillus niger pada substrat bungkil kelapa dan bungkil inti sawit. Biodiversitas 5(2): 48-51.
- ^ a b c d e f (Inggris) Purwadaria T, Nirwana N, Pius PK, Pradono DI, Widyastuti Y. 2003. Synergistic activity of enzymes produced by Eupenicillium javanocum and Aspergillus niger NRRL 337 on palm oil factory wastes. Biotropia 20:1-10.
- ^ a b c d e (Indonesia) Diwyanto K, Prawiradiputra BR, Lubis D. 2001. Integrasi tanaman-ternak dalam pengembangan agribisnis yang berdaya saing, berkelanjutan dan berkerakyatan. Diseminarkan dalan Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner tahun 2001.