Ventilasi (arsitektur)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ventilasi udara adalah bagian dari bangunan yang berfungsi sebagai saluran pengaliran udara. Aliran udara yang melalui ventilasi dapat dari dalam bangunan menuju ke luar bangunan maupun sebaliknya. Keberadaan ventilasi udara memungkinkan terjadinya pertukaran udara di dalam dan di luar bangunan secara terus-menerus. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ventilasi merupakan tempat pertukaran dan perputaran udara secara bebas di dalam ruangan.

Sebenarnya udara yang ada di dalam ruangan harus senantiasa bergerak supaya terjadi pertukaran udara dan perpindahan panas secara terus menerus. Aliran udara tersebut harus diatur sedemikian agar tidak macet yang mengakibatkan pengap, atau terlalu cepat yang mengakibatkan penguni rumah gampang masuk angin.

Rancangan sederhana rumah yang memakai sistem ventilasi.

Udara di dalam rumah akan tetap terasa sejuk dan segar.

Deskripsi[sunting | sunting sumber]

Ventilasi berfungsi mengalirkan udara dari luar ke dalam ruangan dan sebaliknya sehingga terjadi pergantian udara yang sehat untuk dihirup. Seiring dengan keluarnya udara dari dalam, ventilasi juga menjadi saluran keluarnya polusi dari dalam rumah.

Sirkulasi udara ini bertujuan menciptakan ketersediaan udara bersih yang rendah polusi dengan maksud sekaligus menjaga kelembapan dan suhu yang nyaman bagi penghuni di dalam bangunan. Ventilasi bangunan adalah faktor penting yang bisa berdampak, tidak hanya kepada produktivitas dan kegiatan penghuninya, potensi tersebarnya penyakit infeksi pernapasan juga bisa dikurangi.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membangun ventilasi bangunan:

  • Volume dan kualitas udara luar yang dapat masuk melalui ventilasi. Ventilasi yang baik tidak hanya dapat mengalirkan, tapi sebaiknya bisa menyaring udara juga.
  • Arah pergerakan udara, sebisa mungkin dari area yang bersih ke area yang kotor.
  • Udara dari luar harus dapat masuk ke tiap ruangan, menggantikan polusi yang terjadi di dalam rumah.
  • Luas dan jumlah ventilasi ini juga harus memperhatikan luas, bentuk, dan jumlah ruangan, jumlah orang yang berada dalam bangunan, jenis dan jumlah perabot di dalam ruangan.

Jenis[sunting | sunting sumber]

Umumnya ada dua jenis utama ventilasi, yaitu ventilasi alami dan ventilasi mekanik. Ventilasi alami biasanya memanfaatkan tiupan angin yang masuk melalui jendela, pintu, dan ventilasi-ventilasi di atas pintu atau jendela. Sementara ventilasi mekanik menggunakan kipas angin yang ditempatkan di dalam ruangan atau dipasang pada dinding untuk mengeluarkan dan memasukkan udara ke dan dari ruangan.

Ventilasi alami[sunting | sunting sumber]

Ventilasi alami atau penghawaan alami merupakan proses pertukaran udara di dalam ruangan dengan udara di luar ruangan yang terjadi secara alami. Tujuan dari adanya ventilasi alami adalah untuk menyediakan udara menuju ruangan tertentu secara alami melalui perpindahan dan pertukaran udara. Fungsi ventilasi alami yang paling utama adalah untuk menjaga kesehatan manusia melalui penyediaan udara bersih, adanya kenyamanan melalui pengurangan panas dan pendinginan yang terstruktur melalui penyejukan lingkungan. Proses pertukaran udara melalui ventilasi alami menghasilkan perpindahan panas dengan cara konveksi. Pertukaran udara dan perpindahan panas menggunakan ventilasi alami bersifat berubah-ubah dan tidak menentu.[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Gunawan, B., dkk. (2012). Buku Pedoman Energi Efisiensi untuk Desain Bangunan Gedung di Indonesia Jilid 2: Pedoman Teknis Desain (PDF). Jakarta: Energy Efficiency and Conservation Clearing House Indonesia. hlm. 28–29. ISBN 978-602-17264-2-6. 


Pranala luar[sunting | sunting sumber]