Tulang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tulang atau kerangka merupakan jaringan tubuh yang kaku dan terdiri atas sel-sel yang tertanam dalam antar sel keras yang berlimpah.[1] Tulang tersusun dari 2 komponen yaitu kalsium fosfat dan kolagen.Tanpa tulang, pasti tubuh kita tidak bisa tegak berdiri. Tulang mulai terbentuk sejak bayi dalam kandungan, berlangsung terus sampai dekade kedua dalam susunan yang teratur. Tulang adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai pembentuk rangka dan alat gerak tubuh alat gerak pasif. Tulang juga memiliki fungsi sebagai pelindung organ-organ internal, serta tempat penyimpanan mineral dalam tubuh. Dalam proses osifikasi yang merupakan proses pembentukan tulang yang terjadi pada masa perkembangan fetus dan setelah individu lahir.[2]

Fungsi tulang[sunting | sunting sumber]

Fungsi tulang adalah sebagai berikut.[1]

  • Penyediaan situs pelindung untuk jaringan khusus seperti sistem pembentuk darah (sumsum tulang)
  • Mengatur tingkat kalsium dan fosfat dalam cairan tubuh yang beredar
  • Alat gerak pasif
  • Dukungan struktural untuk aksi mekanis jaringan lunak, seperti kontraksi otot dan perluasan paru-paru
  • Perlindungan organ dan jaringan lunak, seperti pada tengkorak
  • Penunjang dan pemberi bentuk tubuh
  • Tempat pembentukan sel-sel darah
  • Tempat melekatnya otot

Struktur tulang[sunting | sunting sumber]

Tulang kompakta[sunting | sunting sumber]

Tulang kompakta merupakan tulang yang terdiri dari sistem-sistem Harvesian atau osteon yang tersusun padat. Pada bagian tengan sistem Harvesian terdiri dari sebuah saluran yang dikelilingi oleh cincin-cincin konsentris di sela-sela matriks. Diantara lamelae terdapat sel-sel tulang (osteosit) yang berada pada lakuna, yang mana Lakuna memiliki hubungan dengan kanal Harvesian melalui saluran kecil yang disebut kanalikuli.[3]

Tulang spongiosa[sunting | sunting sumber]

Tulang spongiosa merupakan tulang yang lebih ringan dan tidak sepadat tulang kompakta. Tulang spongiosa disusun oleh kavitas yang mana kavitas itu sendiri tersusun dari lempengan trabekula yang dihubungkan oleh kanalikuli dengan ruang-ruang kecil ireguler berisi sumsum tulang. Trabekula dan kavitas disusun longgar dan tidak beraturan tetapi strukturnya justru berfungsi memaksimalkan kekuatan tulang, yang mana struktur ini dapat menyesuaikan diri dengan tekanan fisik pada tulang serta tidak kaku.[3]

Kelainan tulang[sunting | sunting sumber]

Jenis-jenis kelainan tulang pada manusia adalah sebagai berikut:[4]

Osteoporosis[sunting | sunting sumber]

Osteoporosis adalah penyakit pada tulang yang umumnya ditandai dengan menurunnya kepadatan tulang. Keadaan tersebut menjadikan tulang sangat rapuh. Beberapa cedera yang dapat terjadi pada penderita osteoporosis adalah retak tulang belakang, retak pada pinggul dan retak pada pergelangan tangan.

Rakitis dan osteomalacia[sunting | sunting sumber]

Rakitis adalah gangguan pertumbuhan tulang pada anak yang disebabkan kekurangan kalsium dan vitamin D. Rakitis ditandai dengan gejala sebagai berikut nyeri tulang, kaki melengkung, dahi atau perut yang besar, sendi lebar pada siku dan pergelangan tangan, gigi berlubang, tulang yang tumbuh perlahan, lemah otot, tulang yang lunak dan mudah patah, bentuk yang tidak biasa pada tulang rusuk dan tulang dada.[5]

Infeksi tulang (osteomielitis)[sunting | sunting sumber]

Osteomielitis adalah peradangan pada tulang yang umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri.[6] Kelainan tulang ini sering terjadi pada orang yang mengalami cedera atau patah tulang terbuka, memiliki daya tahan tubuh yang lemah, atau menggunakan alat bantu prostetik pada tulang atau sendi. Keadaan ini jika tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan kelainan bentuk tulang dan mengakibatkan tubuh anak menjadi pendek.

Tumor tulang[sunting | sunting sumber]

Tumor tulang terjadi ketika sel-sel di tulang tumbuh tidak terkendali, dapat terbentuk suatu gumpalan jaringan yang disebut tumor.[7] Tumor pada tulang biasanya bersifat jinak, namun ada beberapa jenis tumor tulang yang bersifat ganas (kanker). Tumor tulang yang bersifat ganas bisa menyebar dan menyebabkan kerusakan di bagian tubuh lain. Jika keadaan ini tidak mendapat penanganan yang tepat, maka tumor ganas ini dapat menimbulkan gangguan yang serius bahkan kematian.

Penyakit Paget[sunting | sunting sumber]

Penyakit Paget merupakan kondisi tidak normal yang mengganggu proses regenerasi tulang, sehingga menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mengalami deformitas (kelainan bentuk). Belum diketahui dengan pasti apa penyebab penyakit Paget, namun banyak ahli menduga bahwa faktor lingkungan dan genetik merupakan penyebab tulang tumbuh terlalu cepat dan lemah. Penyakit ini kebanyakan terjadi pada orang yang berusia di atas 50 tahun. Penyakit ini memiliki beberapa gejala diantaranya adalah nyeri pada tulang, dan pembengkakan atau pembengkokan pada tulang paha, dahi dan tungkai bawah.[8]

Osteogenesis imperfecta[sunting | sunting sumber]

Osteogenesis imperfecta (OI) adalah kelainan genetik yang diturunkan dari orang tua, di mana formasi tulang tidak sempurna sehingga mudah patah. Selain patah tulang, OI juga dapat menyebabkan otot lemah, gigi rapuh, tulang belakang melengkung, dan hilangnya pendengaran.[9] jenis-jenis Osteogenesis Imperfecta adalah Osteogenesis Imperfecta tipe 1 sampai tipe 4. Beberapa perawatan untuk penyakit ini adalah terapi fisik dan alat bantu mobilitas, terapi okupasi , obat-obatan, dan pembedahan.[10]

Fraktura[sunting | sunting sumber]

Fraktura atau patah tulang merupakan kondisi tulang yang patah disebabkan oleh faktor-faktor tertentu misalnya kecelakaan. Fraktura dibagi menjadi empat jenis yaitu fraktura tertutup, fraktura terbuka, fisura atau retak tulang, remuk.[11]

Rheumatism (rematik)[sunting | sunting sumber]

Rematik adalah kondisi peradangan autoimun. Hal ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sel-sel yang sehat di jaringan sinovial atau lapisan sendi. Kondisi ini dapat menyebabkan peradangan, nyeri dan pembengkakan. Biasanya terjadi di tangan, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan lutut di kedua sisi tubuh. Seiring waktu, serangan pembengkakan yang berulang dapat menyebabkan kerusakan sendi.[12]

Gangguan tulang belakang[sunting | sunting sumber]

Kelainan pada tulang belakang disebabkan oleh posisi duduk atau sikap tubuh yang salah misalnya duduk terlalu membungkuk dan duduk terlalu membengkok. Terdapat tiga gangguan pada tulang belakang yaitu kifosis, lordosis, dan skoliosis. Kifosis adalah posisi tulang belakang terlalu membungkuk. Lordosis adalah posisi tulang belakang lengkung lumbar melekuk ke dalam. Sementara skoliosis merupakan kondisi tulang melengkung seperti huruf S dan C.

Skoliosis, kondisi tulang belakang melengkung seperti huruf S
Skoliosis, kondisi tulang belakang melengkung seperti huruf S
Penderita kifosis yang memakai alat untuk pengobatan
Penderita kifosis yang memakai alat untuk pengobatan

Pertumbuhan dan pembentukan tulang[sunting | sunting sumber]

Pertumbuhan tulang selengkapnya terbentuk pada umur lebih kurang 30 tahun. Setelah itu ada juga perubahan yang disebut remodelling. Tulang merupakan reservoir terbesar dari kalsium dan phosphate. 99% kalsium terdapat di tulang (1000 gram) dari jumlah kalsium tubuh, sedangkan phosphate dalam tulang mencapai 90% dari phosphate dalam tubuh.

Tulang mulai terbentuk saat manusia masih dalam bentuk embrio di dalam tubuh seorang ibu. Rangka tersebut masih dalam bentuk tulang rawan atau tulang kartilago. Kartilago dibentuk oleh sel-sel mesenkim didalam kartilago tersebut akan diisi oleh osteoblas. Osteoblas merupakan sel-sel penyusun tulang keras. Osteoblas akan mengisi jaringan sekelilingnya dan membentuk osteosit (sel-sel) tulang.[11]

Mineral dan Vitamin untuk Tulang[sunting | sunting sumber]

Berikut jenis vitamin dan mineral untuk tulang agar tetap sehat:[13]

  • Vitamin D
  • Vitamin C
  • Semua Jenis Vitamin B
  • Kalsium
  • Zat Besi

Jenis tulang[sunting | sunting sumber]

Dari segi bentuk, tulang dapat dibagi menjadi: tulang pipa (seperti tulang hasta dan tibia), tulang pipih (seperti tulang rusuk, tulang dada), tulang pendek (tulang-tulang telapak tangan, pergelangan tangan) dan tulang tak beraturan (seperti tulang rahang, ruas tulang belakang).Menurut letaknya tulang dibagi dua, yaitu:Tengkorak (bagian kepala), dan rangka badan.

Tulang pipa atau tulang panjang berbentuk seperti pipa yang berongga. Tulang pendek memiliki bentuk seperti kubus. Tulang pipih bentuk lempengan yang berfungsi sebagai pelindung.

Berdasarkan penyusunnya tulang dibedakan menjadi tulang rawan (kartilago) dan tulang keras. Tulang rawan bersifat lentur dan hanya terdapat di beberapa tempat seperti hidung dan telinga. Sementara itu, tulang keras bertekstur keras serta tidak lentur. Tulang keras memiliki fungsi sebagai penyusun rangka tubuh dan anggota gerak.[11]

Anatomi tulang manusia[sunting | sunting sumber]

Anatomi kerangka tulang manusia dibagi menjadi dua kelompok, yaitu aksial dan apendikular. Tulang aksial mencakup kerangka tengkorak yang meliputi tulang tengkorak dan kerangka wajah, sedang tulang apendikular mencakup tungkai atas, tungkai bawah, dan bahu.[14]

Tulang sebagai bahan makanan[sunting | sunting sumber]

Secara umum istilah tulang digunakan merujuk pada kerangka dari hewan tertulang belakang dan tidak hanya pada kerangka manusia. Bagian tubuh ini, sebagaimana halnya daging, digunakan pula sebagai bahan dasar hidangan. Hidangan yang memanfaatkan tulang sebagai bahannya, misalnya saja sup tulang [15][16] dan ayam tulang lunak.[17][18][19]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Welianto, Ari. Welianto, Ari, ed. "Bagian dan Jenis Tulang Manusia". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-11-03. 
  2. ^ Dewi, dkk. (2017). "Density of Lumbal Vertebrae Bone Ovariectomized Rat (Rattus Norvegicus) Given the Extract Sipatah – patah ( Cissus quadrangularis Salisb )". Jurnal Medika Veterinaria. 11 (1): 39. 
  3. ^ a b Sihombing, I., Wangko, S., dan Kalangi, S.J.R. (2012). "Peran Estrogen pada Remodeling Tulang". Jurnal Biomedik. 4 (3): 19. 
  4. ^ "Macam-Macam Kelainan Tulang yang Perlu Diwaspadai". Alodokter. 2017-06-02. Diakses tanggal 2020-11-03. 
  5. ^ Kurniawan, Andre. Kurniawan, Andre, ed. "Penyebab Rakitis beserta Gejala dan Cara Pengobatannya, Awasi Anak Anda". Merdeka.com. Diakses tanggal 2020-11-11. 
  6. ^ "Osteomyelitis". detikcom. Diakses tanggal 2020-11-11. 
  7. ^ Rahmawati, Yasinta (2020-05-11). "Mengenal Kanker Tulang, Penyakit yang Diderita Musisi Little Richard". Suara.com. Diakses tanggal 2020-11-25. 
  8. ^ "Penyakit Paget Tulang : Gejala, Penyebab, dan Pengobatan". Hello Sehat. 2016-09-22. Diakses tanggal 2020-11-25. 
  9. ^ "Osteogenesis Imperfecta". Tribunnewswiki.com. Diakses tanggal 2020-11-25. 
  10. ^ "Osteogenesis Imperfecta (Brittle Bone Disease) (for Parents) - Nemours KidsHealth". kidshealth.org. Diakses tanggal 2020-11-25. 
  11. ^ a b c Rikky Firmansyah, Dkk. Mudah dan Aktif Belajar Biologi. Jakarta: PT Grafindo Media Pratama. hlm. 47–48. ISBN 978-979-1192-06-4. 
  12. ^ Mustinda, Lusiana. "Perbedaan Rematik dan Asam Urat dari Gejala hingga Penyebabnya". detikcom. Diakses tanggal 2020-11-28. 
  13. ^ "Apa Saja Mineral dan Vitamin Untuk Tulang Dan Otot Agar Tetap Sehat". aido health. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-26. Diakses tanggal 15 Oktober 2021. 
  14. ^ "Sistem Kerangka dan Anatomi Tulang Manusia, dari Kepala Hingga Kaki". Hello Sehat. 2020-10-25. Diakses tanggal 2020-11-25. 
  15. ^ http://www.myresipi.com/top/detail/1938[pranala nonaktif permanen]
  16. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-07-09. Diakses tanggal 2007-06-04. 
  17. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-27. Diakses tanggal 2007-06-04. 
  18. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-02-04. Diakses tanggal 2007-06-04. 
  19. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-05-15. Diakses tanggal 2007-06-04.