Lompat ke isi

Si Parkit Raja Paraket

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Si parkit raja paraket)


Burung Parkit

Si Parkit Raja Parakeet adalah cerita rakyat yang berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam.[1] Kisah ini dikenal dengan berbagai nama seperti raja burung parkit yang cerdik atau sangkar emas.[2][3][4][5] Kata parkit dan parakeet merujuk kepada nama jenis burung.[4] Kisah ini menceritakan tentang perjalanan hidup seekor pemimpin burung yang bernama Parkit.[2]

Cerita[sunting | sunting sumber]

Dalam hutan Nanggroe Aceh Darussalam, hiduplah sekawanan burung parakeet yang dipimpin oleh seekor raja burung.[1] Raja burung itu dipanggil dengan nama Parkit.[2] Burung-burung ini senang bernyanyi.[5] Mereka mempunyai suara yang merdu dan enak didengar.[4] Setiap hari, mereka berkumpul dan bernyanyi dengan suara yang merdu.[3] Suatu hari, burung-burung parakeet ini terperangkap dalam perekat yang dipasang oleh pemburu.[1] Burung-burung parakeet mulai panik dan berusaha melepaskan diri dari perekat itu.[4] Sayangnya, usaha mereka sia-sia.[2] Si Parkit meminta para burung tersebut untuk tenang.[3] Ia tahu niat jahat dari pemburu yang memasang perekat itu.[4] Ia berpikir bagaimana caranya agar bisa membebaskan rakyatnya dari perekat itu.[1] Ia pun mendapatkan ide.[3] Parkit meminta rakyatnya untuk berpura-pura mati agar pemburu itu melepaskan mereka.[4] Para burung itu mengikuti perintah Parkit.[2] beberapa waktu kemudian, pemburu pun datang dan melihat para burung yang ada dalam perekatnya.[2] Pemburu tersebut kecewa karena ternyata burung-burung yang ada dalam perekat itu telah mati.[3] Ia pun mengeluarkan burung-burung itu dari perekat.[4] Ketika pemburu tersebut mengeluarkan para burung parakeet dari perekat, ia tersandung dan terjatuh.[4] Para burung pun kaget dan melarikan diri.[3] Sayangnya, hanya si Parkit yang tertinggal dalam perekat itu.[1] Pemburu kesal karena merasa tertipu oleh burung-burung parakeet.[3] Ia hendak membunuh Parkit, tetapi Parkit memohon belas kasihan dari pemburu tersebut.[4] Parkit mengatakan bahwa ia akan bernyanyi setiap hari sebagai imbalan apabila pemburu itu tidak membunuhnya.[5] Pemburu pun setuju dan membawa Parkit ke istana.[1] Sesampainya di istana, pemburu memberikan Parkit kepada raja sebagai peliharaan raja.[3] Raja pun senang mendengar suara Parkit yang merdu.[5] Ia pun menyuruh anak buahnya untuk membuat sangkar emas bagi Parkit.[3] Akan tetapi, Parkit merindukan hutan berserta isinya.[4] Ia merindukan kehidupan yang bebas.[1] Parkit dapat terbang bebas di hutan.[2] Parkit pun memikirkan cara untuk melarikan diri dari sangkar emas.[4] Ia berpura-pura mati ketika raja datang untuk mendengar suara Parkit yang merdu.[1] Raja merasa sedih ketika melihat Parkit tidak bergerang di dasar sangkar emas.[4] Ia pun menyuruh anak buahnya untuk mengubur Parkit.[2] Parkit kemudian dikeluarkan dari sangkar emas tersebut.[1] Saat dikeluarkan, Parkit tidak membuang-buang kesempatan.[3] Ia langsung terbang lewat jendela dan kembali ke hutan.[1] Sesampainya di hutan, para burung menyambut Parkit dengan suara mereka yang merdu.[4] Para burung ini senang karena raja mereka telah kembali.[1]

Pesan[sunting | sunting sumber]

Kisah raja burung parakeet ini mempunyai pesan bagi kehidupan manusia tentang kepemimpinan dan penghargaan terhadap ciptaan Tuhan.[4] Pertama, manusia harus menjadi pemimpin bersikap baik dan bijaksana seperti si Parkit.[4] Pemimpin yang baik dan bijaksana akan dicintai oleh rakyatnya.[4] Kedua, pemimpin haruslah sabar dan banyak akal dalam menyelesaikan masalah.[5] Pemimpin yang sabar dan banyak akal tentulah dapat menemukan solusi di tengah kesulitan.[5] Ketiga, manusia haruslah menghargai kebebasan dari ciptaan Tuhan.[3] Kebebasan hidup lebih berharga daripada kekayaan atau harta benda.[3]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g h i j k Sheina Ananda. 2013. Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.Jakarta:Anakkita.Hlm 2.
  2. ^ a b c d e f g h Dea Rose. 2007. Cerita Rakyat 33 provinsi dari Aceh sampai papua. Yogyakarta:IndonesiaTera. Hlm 1.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l Tim Optima Pictures. 2009. 101 Cerita Nusantara. Malang:Kawan Pustaka. Hlm 5.
  4. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p Sumbi Sambangsari. 2008. Kumpulan cerita rakyat nusantara.Jakarta: Wahyu Media.Hlm 2.
  5. ^ a b c d e f Marina Asril Reza. 2010. 108 Cerita Rakyat terbaik Asli Nusantara.Jakarta:Visimedia.Hlm 10.