Lipoprotein densitas rendah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Salah satu struktur molekul protein ressptor LDL.

Lipoprotein densitas rendah (Inggris: low-density lipoprotein, beta-2 lipoprotein, disingkat LDL) adalah golongan lipoprotein (lemak dan protein) yang bervariasi dalam ukuran (diameter 18-25 nm) dan isi, serta berfungsi mengangkut kolesterol, trigliserida, dan lemak lain (lipid) dalam darah ke berbagai bagian tubuh.[1] Secara lebih spesifik, fungsi utama dari LDL adalah untuk mengangkut kolesterol dari hati ke jaringan dengan menggabungkannya ke dalam membran sel.[2] LDL sering kali disebut sebagai kolesterol jahat karena kadar LDL yang tinggi berhubungan dengan penyakit kardiovaskuler, salah satunya adalah terjadinya penyumbatan arteri (pembuluh nadi) bila kadar LDL terlalu tinggi.[3] LDL terbentuk akibat endapan senyawa NEFA[4] yang tidak terserap oleh FATP[5]

Uji LDL[sunting | sunting sumber]

Uji atau pengukuran nilai LDL perlu dilakukan untuk mengetahui risiko terkena penyakit jantung.[3] Uji LDL umumnya dilakukan sebagai bagian dari pengukuran kolesterol total, lipoprotein densitas tinggi (HDL), dan trigliserida.[3] Hasil pengukuran LDL yang sehat umumnya berkisar antara angka optimal dan kisaran mendekati optimal.[3] Berikut adalah salah satu patokan kisaran angka yang digunakan dalam pengukuran lab (Laboratorium yang berbeda memiliki kisaran nilai yang sedikit berbeda-beda):

  • Optimal: kurang dari 100 mg/dL (kurang dari 70 mg/dL untuk individu yang memiliki riwayat penyakit jantung atau memiliki risiko sangat tinggi terkena penyakit aterosklerosis.)
  • Mendekati Optimal: 100 – 129 mg/dL,
  • Batas Tinggi: 130 – 159 mg/dL,
  • Tinggi: 160 – 189 mg/dL,
  • Sangat Tinggi: 190 mg/dL dan lebih tinggi.[3]

Sebelum melakukan pemeriksaan LDL, penggunaan obat apapun harus dihentikan sementara dan tidak diperbolehkan makan-minum selama 9-12 jam.[3] Darah akan diambil dari vena (pembuluh balik), umumnya pada bagian siku atau bagian belakang tangan.[3] Untuk bayi dan anak kecil, dapat digunakan pisau bedah untuk membuat luka di kulit.[3]

Bahaya LDL[sunting | sunting sumber]

Saat LDL (kolesterol jahat) yang terlalu banyak di dalam darahd dapat membentuk dinding pada bagian dalam pembuluh nadi secara perlahan.[6] Bersama dengan senyawa lain, LDL dapat membentuk plak, lapisan tebal yang dapat mempersempit arteri dan membuatnya menjadi kurang fleksibel.[6] Kondisi tersebut dinamakan aterosklerosis.[6] Pembentukan gumpalan darah dan penyumbatan arteri dapat memicu terjadinya serangan jantung atau stroke.[6]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ (Inggris)Science Reference: Low density lipoprotein Diarsipkan 2010-05-07 di Wayback Machine., www.sciencedaily.com
  2. ^ (Inggris) Anthony Colpo (2005). "LDL Cholesterol:"Bad" Cholesterol, or Bad Science?" (PDF). Journal of American Physicians and Surgeons. 10 (3). 
  3. ^ a b c d e f g h (Inggris) David C. Dugdale. "HDL test". Healthline Networks, Inc. hlm. 5 Februari 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-08-10. Diakses tanggal 2010-07-30. 
  4. ^ (Inggris) "A common polymorphism in the fatty acid transport protein-1 gene associated with elevated post-prandial lipaemia and alterations in LDL particle size distribution". Atherosclerosis Research Unit, King Gustaf V Research Institute, Karolinska Hospital; Gertow K, Skoglund-Andersson C, Eriksson P, Boquist S, Orth-Gomér K, Schenck-Gustafsson K, Hamsten A, Fisher RM. Diakses tanggal 2010-05-06. 
  5. ^ (Inggris) "Fatty acid transport proteins and insulin resistance". Atherosclerosis Research Unit, King Gustaf V Research Institute, Karolinska Institutet, Karolinska University Hospital; Fisher RM, Gertow K. Diakses tanggal 2010-05-07. 
  6. ^ a b c d (Inggris) American Heart Association, Inc. "LDL and HDL Cholesterol: What's Bad and What's Good?". hlm. 7 Februari 2009.