Jaringan ikat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jaringan tulang sejati sebagai contoh jaringan ikat

Jaringan ikat adalah jaringan yang memiliki fungsi untuk mengikat serta menyokong bagian jaringan yang lain.[1] Penyusun jaringan ikat adalah sel yang tersusun dalam suatu matriks ekstraseluler dan tersusun menyebar.[1] Matrik tersebut biasanya berupa cairan, benda kenyal seperti agar dan padatan.[1] Jaringan ikat ada beberapa macam yaitu jaringan ikat longgar, jaringan adiposa, jaringan ikat berserat, tulang rawan, tulang sejati, serta darah.[1]

Jaringan ikat tersusun atas 3 jenis serat.[2] Serat tersebut adalah serat kolagen, serat elastis, dan serat retikuler.[2] Serat kolagen terbentuk dari protein dan memiliki sifat lentur.[2] Meskipun memiliki sifat lentur, tetapi serat ini sulit 'diregangkan'.[2] Serat kolagen memiliki warna putih dan berbeda dengan serat elastis yang berwarna kuning.[2] Serat ini memiliki sifat tahan terhadap panas, dingin serta enzim pencernaan.[2] Serat retikuler merupakan serat ketiga yang menjadi penyusun jaringan ikat.[2] Serat jenis ini berbentuk kecil serta bercabang-cabang membentuk struktur retikulum.[2]

Jaringan ikat longgar adalah jaringan ikat yang paling banyak terdapat di dalam tubuh hewan bertulang belakang.[1] Fungsi jaringan ikat longgar yang banyak ditemui adalah sebagai pengikat antara jaringan epitel dengan jaringan yang terletak di bawah jaringan epitel.[1] Fungsi lain dari jaringan ikat longgar adalah membungkus organ pada tubuh agar tetap berada pada tempat yang semestinya.[1] Jaringan ini dinamakan jaringan ikat longgar karena serat penyusunnya tersusun secara longgar.[1]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g h Mitchell, Reece, Campbel, Laurence G, Jane B, Neil A. Biologi Edisi 5,7,8 Jilid 3. Jakarta: Erlangga. hlm. 5. ISBN 979-688-470-4. 
  2. ^ a b c d e f g h Hernawati. Jaringan Ikat (PDF). Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi UPI. hlm. 7,8,9. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2014-05-20. Diakses tanggal 2014-05-20.